Bagikan:

YOGYAKARTA – Seseorang mungkin normal mengalami suasana hati yang berubah-ubah. Tetapi banyak yang masih tanda tanya besar, kenapa tiba-tiba sedih dalam suasana yang ceria? Suasana hati adalah perasaan umum yang bisa bertahan lama dibandingkan dengan emosi yang bisa cepat berlalu dan jangka pendek. Suasana hati yang berbeda mungkin normal, tetapi gangguan mood atau gangguan suasana hati ditandai dengan emosi yang ekstrem dan sulit mengontrolnya. Hal ini dapat menyebabkan gangguan jangka panjang, yang dikenal dengan gangguan suasana hati.

Gangguan mood adalah istilah yang diigunakan secara luas berkaitan dengan kondisi di mana gangguan suasana hati sebagai ciri utamanya. Gangguan mood yang umum termasuk jenis gangguan depresi dan bipolar. Melansir Simply Psychology, Senin, 8 Mei, gangguan mood memengaruhi sekitar 20 persen dari populasi umum. Secara khusus, di Amerika Serikat misalnya, 17 persen dari populasi diperkirakan menderita depresi selama hidup mereka, dengan gangguan bipolar memengaruhi 1 persen dari populasi umum.

penyebab gangguan mood, jenis dan ciri-cirinya
Ilustrasi penyebab gangguan mood, jenis dan ciri-cirinya (Freepik/pch.vektor)

Meskipun normal mengalami kesedihan atau kedukaan selama peristiwa kehidupan yang traumatis, tetapi jika berlanjut bahkan ketika peristiwa tersebut telah berakhir, atau tidak ada penyebab kesedihan yang jelas, ini dapat diklasifikasikan sebagai depresi klinis atau berat. Jenis-jenis gangguan mood, dikaitkan dengan gangguan mental yang sangat umum disertai gejala fisik, kognitif, dan emosional. Diantaranya termasuk gangguan bipolar I, gangguan bipolar II, gangguan afektif musiman, gangguan siklotimik, gangguan disregulasi mood yang mengganggu, gangguan depresi yang menetap, dan gangguan disforia pramenstruasi.

Ciri-ciri gangguan mood, antara lain kehilangan minat pada aktivitas yang dulunya dinikmati, peningkatan atau penurunan nafsu makan, sulit tidur atau tidur lebih dari biasanya, merasa lelah, lebih mudah marah atau banyak menangis, merasa terisolasi, merasa putus asa dan tidak berharga, merasa bersalah, mudah tersinggung, sakit kepala dan sakit perut, rendah diri, menarik diri secara sosial, kesulitan memenuhi tugas sehari-hari dan tuntutan hidup, hingga punya pikiran bunuh diri.

Gaya pikiran juga memengaruhi seseorang mengalami gangguan mood. Seperti kalau sering menggeneralisir berlebihan, misalnya “Saya tidak pernah berbuat baik” yang ternyata memengaruhi pikiran tentang masa depan. Belum lagi seseorang yang cenderung menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu yang membuatnya harus bertanggungjawab 100 persen padahal tak semua kesalahan bisa dikendalikan terutama jika berkaitan dengan faktor di luar diri. Selanjutnya, penyebab gangguan mood, antara lain sebagai berikut.

penyebab gangguan mood, jenis dan ciri-cirinya
Ilustrasi penyebab gangguan mood, jenis dan ciri-cirinya (Freepik)

1. Faktor genetik

Gangguan mood ditemukan dalam keluarga dan mungkin memiliki komponen genetik. Namun bisa juga karena faktor lingkungan yang tumbuh dalam sifat-sifat terbawa dan menyebabkan masalah sistemik dalam keluarga.

2. Faktor lingkungan

Demikian pula faktor yang lebih luas dari keluarga, yaitu faktor lingkungan yang berkontribusi pada seseorang mengalami gangguan mood, khususnya gangguan depresi. Seperti peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang sementara setidaknya selama dua tahun. Gejala depresi bisa berkurang selama waktu tersebut.

3. Komorbiditas

Jika seseorang memiliki riwayat diagnosis gangguan mood sebelumnya. Kemungkinan mereka berisiko juga mengalami gangguan mood yang lebih luas.

4. Faktor biokimia

Kimia otak juga bisa memainkan peran penting pada seseorang yang mengalami gangguan mood. Neurotransmiter norepinefrin, yang biasanya meningkatkan gairah dan fokus, tampaknya menjadi bahan kimia utama.

Norepinefrin, dianggap sangat kurang pada seseorang dengan depresi selama episode manik. Juga serotonin, neurotransmitter yang bertanggung jawab atas perasaan sejahtera dan bahagia.

5. Faktor biologis

Faktor lain yang mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan mood adalah perbedaan struktur otak pada mereka yang mengalami gangguan mood. Banyak bukti bahwa area kortikal prefrontal amigdala dan medial terlibat dalam respons terhadap emosi dan gangguan mood. Seseorang yang depresi menunjukkan kelainan pada jaringan di korteks orbital pusat yang melibatkan pemrosesan hadiah dan emosional. Selain itu, volume amigdala tampak lebih kecil pada seseorang dengan gangguan bipolar.

Penting untuk mencari bantuan ketika mengalami gangguan mood yang mengganggu karir, hubungan, dan aspek lain dalam kehidupan secara keseluruhan. Karena gangguan suasana hati tak hilang dengan sendirinya, maka perlu dikenali dan diantisipasi supaya tak memburuk dari waktu ke waktu.