Terapi Metakognitif: Cara Baru Mengatasi <i>Overthinking</i> Negatif, Depresi, dan Kecemasan
Ilustrasi (Andrea Piacquadio/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan percaya teknik baru yang disebut terapi metakognitif (MCT) dapat membantu memerangi depresi dan kecemasan yang disebabkan oleh overthinking atau terlalu banyak merenung. 

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine. Para peneliti menganalisis bagaimana MCT dapat membantu pasien yang sedang mengalami rehabilitasi jantung sekaligus menghadapi depresi dan kecemasan.

Pasien dengan rehabilitasi jantung lebih mudah terkena gangguan kecemasan dan depresi. Tentu saja, memiliki gangguan kesehatan mental dapat memperlambat proses pemulihan. Mental yang baik sangat penting guna mendukung pemulihan total.

Terapi metakognitif adalah pendekatan berbasis bukti terbaru untuk membantu orang dengan penyakit mental mengatasi overthinking dan kecemasan, secara positif. "Meta" di sini mengacu pada otak dan bukan pikiran itu sendiri. Dikembangkan oleh Adrian Wells, seorang profesor psikologi di University of Manchester, MCT adalah metode yang menjanjikan untuk mengelola kesehatan mental.

“Kami menemukan beberapa waktu lalu bahwa gaya berpikir tertentu tampaknya membuat sebagian orang rentan terhadap kecemasan, depresi, serta trauma,” kata Wells, dilansir dari Medical Daily, Selasa, 25 Juli.

Memikirkan peristiwa masa lalu adalah hal wajar. Tetapi terobsesi pada sesuatu yang tidak dapat diubah terbukti dapat merusak kesehatan mental. Overthinking sering kali mencakup pemikiran negatif terus-menerus tentang kejadian masa lalu. Rasanya pikiran seperti kembali terbawa ke masa lalu. Dan ini bisa jadi kondisi yang melemahkan.

Dalam studi yang dilakukan antara April 2017 dan April 2020. Para peneliti membagi 240 pasien yang menjalani rehabilitasi jantung menjadi dua kelompok yang menerima berbagai jenis terapi. Semua pasien menderita penyakit kardiovaskular dan pernah mengalami masalah utama jantung seperti serangan jantung.

Satu kelompok menerima rehabilitasi jantung standar, berfokus terutama pada olahraga dan perubahan gaya hidup. Sedangkan kelompok lainnya mendapatkan rehabilitasi jantung serta MCT dalam bentuk buku panduan mandiri.

Setelah empat bulan, pasien yang menerima rehabilitasi jantung bersamaan dengan MCT menunjukkan peningkatan penyembuhan sebesar 59 persen. Sedangkan pasien yang hanya menerima rehabilitasi jantung saja menunjukkan angka perbaikan sebesar 36 persen.  Menurut Wells, MCT tidak berfokus pada konten, tetapi bagaimana orang mengatur pemikiran mereka.

Buku panduan yang digunakan untuk MCT dalam uji coba, mencoba memahami apa yang menyebabkan kecemasan dan suasana hati yang rendah pada pasien untuk memahami alasan dari tekanan yang terus-menerus. Setelah mengidentifikasi beberapa area yang perlu diperbaiki, buku panduan ini mengajarkan teknik untuk berhenti khawatir dan overthinking dengan cara mengganti perilaku yang tidak membantu dengan cara berpikir positif. Proses ini memungkinkan seseorang untuk merasa mengendalikan pikiran mereka.

“Salah satu penyebab orang mengalami gangguan kecemasan dan overthinking yaitu mereka yakin telah kehilangan kendali atas pemikiran mereka. Yang sebenarnya merupakan distorsi karena kecemasan dan depresi tidak menyebabkan hilangnya kendali atas pemikiran. Mungkin terasa seperti itu, tapi itu bukanlah kenyataan, ”jelas Wells.