YOGYAKARTA - Kurangnya koneksi yang baik dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi yang berkontribusi pada masalah kesehatan mental. Isolasi sosial telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan penurunan fungsi kognitif pada individu. Dalam beberapa kasus, isolasi sosial yang berkepanjangan dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit mental serius, seperti gangguan kecemasan sosial atau gangguan depresi mayor.
Kesepian tampaknya berkaitan dengan regulasi emosi dan identitas sosial, lansir Psychology Today, Rabu, 28 Juni. Penting disadari, kesepian kerap mengintai tatkala dorongan bawaan kita untuk terkoneksi dengan orang lain tidak terpenuhi. Kalau dari sudut pandang klinis, koneksi merepresentasikan perasaan dan pengalaman terkait dengan rasa memiliki yang berasal dari attunement. Menurut Dan Siegel, profesor psikiatri klinis di UCLA School of Medicine, penelitian menunjukkan orang dewasa muda, usia 18-24 cenderung melaporkan perasaan kesepian daripada lansia.
Penelitian tentang rasa sepi ini, dikaitkan juga dengan akses gawai pintar dan penggunaan internet. Sementara beberapa ahli berpendapat bahwa mengandalkan komunikasi melalui media sosial berdampak pada interaksi tatap muka. Oleh karena itu, seseorang mungkin sulit mengembangkan hubungan secara mendalam, dengan keluarga misalnya, atau teman dan orang lain.
Implikasi dari kesepian pada kesehatan mental dan fisik sangat signifikan. Otak, secara alami diarahkan pada koneksi sebagai respons bertahan hidup. Artinya terkoneksi dengan orang lain dibutuhkan, seperti halnya makan dan tidur.
Laporan dari Kaiser Family Foundation, isolasi sosial dan kesepian dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Kesepian juga meningkatkan hormon stres kita, yang dapat menyebabkan peradangan fisik, risiko artritis, dan diabetes yang lebih besar. Laporan ilmiah juga mendokumentasikan bahwa orang dewasa dengan masalah kesehatan fisik dilaporkan 50 persen lebih kesepian daripada mereka yang memiliki kesehatan yang kuat.
BACA JUGA:
Selain penyakit fisik, kesepian yang meningkat dapat memengaruhi kondisi psikologis dengan menyebabkan dan memperparah depresi, kecemasan, stres pasca trauma, menyakiti diri sendiri, hingga bunuh diri. Kesepian juga menjadi faktor yang berkontribusi dalam penggunaan zat, penyalahgunaan, dan kecanduan.
Untuk menghalau kesepian, seseorang perlu mempromosikan hubungan yang lebih sehat, terhubung dengan komunitas. Selain itu, perlu juga pemahaman seluas-luasnya, belas kasih selapang-lapangnya, dan membangun koneksi sehat dengan orang lain.