Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengajarkan suatu hal secara konsisten, akan lebih efektif, terutama dalam mengajarkan kedisiplinan pada anak. Ortu mungkin sering hampir menyerah ketika anak berpendirian kuat dan sulit mengikuti aturan di rumah. Tapi perlu diingat, pendidikan di rumah adalah yang utama dalam melahirkan generasi cemerlang di masa depan. Untuk itu, simak penjelasan berikut supaya termotivasi tetap konsisten dalam memahamkan kedisiplinan pada buah hati.

1. Tetapkan aturan, struktur, dan kembangkan rencana

Sekilas tampak seperti membentuk organisasi yang solid. Di rumah pun, meski sesekali perlu fleksibel agar anak tetap merasa aman dan nyaman, tetap harus ada aturan dan perencanaan. Untuk mengajarkan kedisiplinan pun membutuhkan perencanaan.

Konsisten akan lebih mudah dijalani kalau punya rencana. Jadi, ortu perlu bersiap dengan konsekuensi logis dari perilaku anak yang buruk. Konsekuensi ini mengimbangi struktur yang menggabungkan kebiasaan sehat dari rutinitas harian anak-anak. Misalnya, rutinitas bangun pagi, merapikan tempat tidur, menyiapkan sekolah, sarapan, dan berangkat sekolah. Rutinitas ini juga berpegang pada aturan yang dibuat di rumah, seperti kapan waktunya tidur siang dan tidur malam, kapan bermain, belajar, hingga menekuni hobi.

cara konsisten mengajarkan kedisiplinan pada anak
Ilustrasi cara konsisten mengajarkan kedisiplinan pada anak (Freepik)

2. Bekerja sama dengan seluruh anggota keluarga di rumah

Kedua orang tua harus kompak dalam menjalankan aturan di rumah. Tak hanya keluarga di rumah, apabila ortu bekerja dan anak bersama pengasuh, maka semua pihak perlu berpegang pada satu pedoman. Maka, ortu perlu bicara dengan pengasuh lain tentang mengembangkan rencana perilaku untuk mengatasi masalah tertentu.

3. Perhatikan suasana hati Anda

Menjadi ortu, bukan perkara mudah. Ortu perlu senantiasa belajar, dan lebih penting lagi, perlu sehat secara mental. Pasalnya, temperamen orang tua adalah faktor besar dalam mendisiplinkan anak. Melansir Verywell Family, Selasa, 11 Juli, saat Anda merasa lelah atau stres, Anda cenderung mendisiplinkan diri dengan sedikit berbeda. Sementara beberapa orang tua mungkin berperilaku kurang sabar. Jadi agar tetap konsisten dalam mengajarkan kedisiplinan, perhatikan betul suasana hati Anda. Jika perlu, lakukan upaya ekstra untuk menanggapi masalah perilaku anak terlepas dari apa yagn Anda rasakan.

4. Pahami tentang konsekuensi logis

Ancaman yang berulang tentu bisa membuat disiplin menjadi tidak konsisten. Artinya perlu tindak lanjut dari konsekuensi yang diberikan dari masalah perilaku. Jika ortu mengulang instruksi berulang kali tanpa menindaklanjuti, kemungkinan anak belajar mengabaikan instruksi Anda. Maka, bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan menunjukkan kredibilitas. Jadi, jangan hanya membuat ancaman tanpa melatih anak mendengarkan Anda.

cara konsisten mengajarkan kedisiplinan pada anak
Ilustrasi cara konsisten mengajarkan kedisiplinan pada anak (Freepik)

5. Pilih cara yang bijak

Ada banyak cara dalam menjalankan konsekuensi logis. Namun memiliki banyak konsekuensi tidak memungkinkan tetap menjaganya terealisasi. Jika Anda memiliki anak dengan banyak masalah perilaku, pilihlah untuk mengatasi perilaku yang paling bermasalah terlebih dahulu. Cobalah tidak mengejar setiap hal kecil agar tepat sasaran dan konsisten melaksanakannya.

6. Tahan dorongan untuk menyerah

Tidak konsisten bisa berasal dari mengalah ketika anak-anak merengek dan memohon serta berjanji menjadi baik. Jika Anda telah menetapkan aturan, jangan memberikan hak istimewa sampai tercapai. Jika Anda longgar karena permohonan anak, maka Anda telah mengajarinya mencoba cara tersebut untuk tidak menerima konsekuensi.

Pahamilah bahwa menyerah mungkin membuat hidup Anda sedikit lebih mudah saat ini, tetapi memperburuk keadaan di masa mendatang. Jadi, konsisten mengajarkan kedisiplinan pada anak harus fokus bertujuan jangka panjang.