JAKARTA – Cara mengajarkan anak untuk disiplin bisa dilakukan dengan menyenangkan. Orang tua yang bijak tentu mengerti bahwa dengan memukul, marah, membentak, berkata kasar merupakan cara yang tidak layak dilakukan untuk buah hati.
Untuk mengajarkan disiplin pada anak, orang tua bisa melakukan 5 hal berikut di bawah ini.
1. Kenali bahwa perhatian anak terbatas
Berbicara panjang lebar tentang kedisiplinan justru tidak efektif. Justru dengan arahan singkat, jelas, dan sama setiap harinya bisa membentuk pemahaman yang mendalam.
Dilansir The Asian Parent, Jumat, 13 Agustus, anak usia balita memiliki periode perhatian yang pendek. Maka disarankan untuk membatasi bicara. Misalnya dengan waktu 1 menit berisi arahan apa yang baiknya dilakukan, dengan cara bagaimana, dan dalam tempo berapa lama.
2. Beri mereka tugas
Mengajarkan disiplin tanpa konteks yang jelas akan susah. Maka dari itu, orang tua perlu memberikan tugas sesuai dengan usianya. Misalnya, tugas untuk membereskan mainannya sebelum tidur atau merapikan tempat tidur sebangun tidur.
BACA JUGA:
3. Sesuaikan tugas yang diberikan
Mulai dari beratnya tugas, kesukaan anak, dan kebiasaannya sehari-hari bisa menjadi pertimbangan untuk memberikan tugas yang sesuai. Seperti contoh di atas, membereskan mainan bisa diberikan kepada buah hati yang memiliki mainan yang banyak.
Tugas merapikan tempat tidur bisa diberikan untuk anak-anak yang mulai masuk taman kanak-kanak hingga sekolah dasar. Sebagai ‘nilai tukar’ bisa dengan memberi kesempatan mendapatkan apa yang ia sukai.
4. Tegas tetapi tetap terkontrol
Orang tua kadang lelah atau berkurang kesabarannya sehingga luput dari kontrol dan mengucapkan kata yang sulit dipahami anak-anak. Untuk mengajarkan disiplin pada anak, diperlukan ketegasan.
Tak jarang si buah hati membantah atau mengelak melakukan kesalahan. Maka orang tua dan anak bisa berkomunikasi secara terbuka serta memberi kesempatan anak mengutarakan argumentasinya.
5. Buat jadwal
Memiliki jadwal adalah cara paling adil dalam konteks kedisiplinan. Pertama, beri arahan pada anak untuk membuat jadwal sendiri. Kedua, biarkan anak membuat daftar ‘nilai tukar’ jika melakukan kesalahan.
Ketiga, orang tua dapat mengapresiasi upaya anak untuk menjalankan daftar tugas yang ia buat sendiri. Misalnya dengan memberi hadiah atau ‘nilai tukar’ yang setara dengan upaya anak.