JAKARTA - Mengajari anak jadi mandiri tidak hanya membuat hidup orang tua lebih mudah. Tapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak. Sayangnya, mengajari si kecil untuk mandiri bisa jadi rumit. Untungnya, beberapa strategi berikut ini bisa membantunya menjalani tanggung jawab lebih mudah selangkah demi selangkah.
Sampaikan Harapan Anda
Dilansir dari Very Well Family, Jumat, 3 Mei, anak biasanya akan berusaha memenuhi ekspektasi orang tuanya, asal ekspektasi tersebut jelas dan masuk akal. Jika Anda berharap terlalu banyak, kemungkinan besar si kecil akan menyerah. Namun jika ekspektasi terlalu rendah, Anda tidak akan menantangnya melakukan hal-hal yang mampu dipelajari.
Jadi berusahalah menciptakan ekspektasi yang masuk akal sambil menyadari bahwa proses si kecil memenuhi ekspektasi bisa memerlukan sedikit percobaan dan kesalahan. Jika Anda tidak yakin apa yang dimaksud dengan ekspektasi masuk akal, buatlah ekspektasi sedikit lebih tinggi dari saat ini. Dan perhatikan usaha anak memenuhi harapan Anda.
Investasikan Waktu untuk Mengajari Anak
Melakukan pekerjaan rumah sendiri rasanya memang jauh lebih mudah dibandingkan harus mengajari si kecil. Dan, tak mudah melihat anak sulit melakukan sesuatu yang bisa Anda lakukan dengan mudah.
Namun pikirkan waktu yang Anda habiskan mengajari anak cara menyelesaikan tugas secara mandiri sebagai investasi. Jika Anda meluangkan waktu menunjukkan kepada anak cara membersihkan dapur atau cara menyedot debu di ruang tamu saat ini, Anda akan menghabiskan lebih sedikit waktu melakukan tugas-tugas tersebut nantinya.
Bentuk Perilaku Anak
Apakah Anda ingin anak usia 6 tahun belajar bagaimana menenangkan diri ketika sedang kesal? atau Anda ingin anak remaja mengetahui cara menyiapkan makan malam keluarga? Bentuklah perilakunya selangkah demi selangkah.
Tunjukkan pada si kecil apa yang harus dilakukan. Kemudian, bimbing dia saat mencoba melakukannya sendiri. Berikan umpan balik positif ketika anak berada di jalur yang benar, dan arahkan ketika dia berada di jalur yang salah. Setelah anak menguasai langkah pertama, ajari langkah selanjutnya dalam proses tersebut. Kuncinya yakni memperkuat perilaku anak selangkah demi selangkah saat dia mempelajari keterampilan baru.
BACA JUGA:
Berikan pujian
Sangat mudah memberikan perhatian kepada anak ketika dia melanggar peraturan atau ketika tidak menjalankan tugas. Namun perhatian (bahkan perhatian negatif) dapat memperkuat perilaku buruk.
Katakan, “Kerja bagus, simpan piringmu tanpa diingatkan,” atau “Ibu/Ayah sangat terkesan kamu duduk dan mengerjakan pekerjaan rumahmu malam ini sendirian.” Selalu berikan pujian pada anak kapanpun si kecil melakukan hal-hal yang mandiri. Sesekali, Anda juga bisa siapkan hadiah untuk menghargai aksi kemandirian si kecil.
Jangan Mengomel atau Meminta-minta
Meskipun Anda tergoda mengingatkan anak melakukan sesuatu, mengomel hanya akan menambah ketergantungan pada Anda. Hindari mengatakan hal-hal seperti, “Jangan lupa membersihkan kamarmu sebelum waktu makan malam jika kamu ingin mendapat imbalan.”
Jika Anda melakukannya, anak Anda tidak akan menciptakan cara mengingatkan dirinya sendiri. Sebaliknya, dia mungkin semakin bergantung pada Anda untuk diingatkan.
Jadi tahanlah keinginan mengomel atau memohon pada anak agar lebih mandiri. Sebaliknya, berikan arahan satu kali. Kemudian, beri anak kesempatan menunjukkan bahwa dia bisa mandiri.