JAKARTA - Mengadu adalah tindakan melaporkan perilaku atau tindakan seseorang yang melanggar aturan. Biasanya untuk membuat orang tersebut mendapat masalah dan/atau meminta perhatian. Ketika seorang anak mengadu, terlihat jelas bahwa dia senang berbagi berita dan berharap orang tersebut akan dihukum.
Namun jika anak memberi tahu orang tua atau orang dewasa lainnya tentang sesuatu yang menyakiti hati atau dapat membahayakan dia, itu bukanlah pengaduan. Ini membantu atau mencegah dia agar tidak terluka.
Anak dapat mengadu karena berbagai alasan. Misalnya, anak usia sekolah belajar lebih banyak tentang peraturan dan apa artinya melanggar peraturan. Dia mengembangkan moral, memahami perbedaan antara benar dan salah, serta sangat tertarik pada apa yang adil dan tidak. Jadi ketika dia melihat seseorang melakukan sesuatu yang salah, dia mungkin merasa terdorong untuk memberi tahu.
Penyebab lain anak suka mengadu karena dia ingin dipandang baik oleh orang tua, guru, atau orang di sekitarnya. Atau bisa juga karena dia berpikir ada imbalan yang akan didapat dengan menyampaikan aduan.
Dalam lingkup keluarga, anak bisa jadi termotivasi untuk mengadu karena rasa cemburu atau persaingan, misalnya antar saudara kandung. Dalam situasi seperti itu, anak akan mengadu agar terlihat lebih unggul dibandingkan kakak atau adiknya.
Anak usia dini bisa dikatakan masih kurang lihai dalam bernegosiasi dan mengelola konflik. Jika dia merasa saudara tidak bersikap adil padanya, maka dia ingin Anda ikut campur. Dorong anak menyelesaikan masalahnya sendiri guna mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Sambil menunjukkan kepadanya cara membangun hubungan intim yang penuh rasa kasih sayang bersama saudara.
Salah satu cara mencegah anak mengadu yakni dengan melihat alasan dibalik perbuatannya. Misal, jika anak mengalami masalah dengan saudaranya, Anda dapat mengajari dia cara menyelesaikan konflik.
Jika dia mengadu untuk mendapatkan perhatian, Anda dapat membantu mengajari anak meminta perhatian dengan cara yang lebih efektif. Selain itu, bantulah dia memahami bagaimana aduan yang dilakukan dapat menyakiti orang lain.
Hilangkan sifat mengadu anak dengan lembut mendorong dia memikirkan konsekuensi tindakannya. Tanyakan bagaimana perasaannya jika dia yang diadu. Pertanyaan ini membantu meningkatkan empati sekaligus mengajari anak mengapa mengadu bisa membuat orang lain kesal atau terluka.
BACA JUGA:
Cara lain yang efektif mencegah anak mengadu yaitu dengan memberi anak beberapa alat untuk membantu dia belajar bagaimana menyelesaikan beberapa masalah sendiri. Jika dia mempunyai masalah dengan teman sekelasnya yang tidak mau berbagi. Anda dapat mengajarinya bernegosiasi, ambil giliran, dan menanyakan apa yang dia butuhkan dengan cara tegas, namun tidak konfrontatif.
Jika anak bertengkar dengan saudara dan menyakiti perasaannya, beritahu anak sampaikan dengan cara sopan namun tegas pada sudara untuk menghormatinya. Kemudian, bimbing anak-anak Anda ke hubungan persaudaraan yang positif. Daripada ikut campur setiap kali anak mengadu, bimbing anak mencari tahu cara mengatasi konflik secara mandiri sebelum melakukan intervensi.
Terakhir, coba lihat sisi positif dari keinginan anak mengawasi orang yang melanggar aturan. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain berarti anak juga mempelajari peraturannya. Mengadu adalah cara dia mengatakan kalau dia tahu mana yang benar dan salah.