YOGYAKARTA – Keterampilan problem solving atau mengatasi masalah, perlu dilatih pada anak sejak mereka berusia dini. Setidaknya pada usia mereka mengenal dunia di luar rumah atau ketika orang tua mulai mengajarkan rutinitas sehari-hari. Seperti mandiri untuk makan, mandi, hingga menyiapkan keperluannya sendiri di rumah.
Keterampilan problem solving, merupakan kunci untuk membantu anak-anak mengatur hidup mereka. Di mana penelitian yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menunjukkan bahwa anak yang kurang keterampilan memecahkan masalah mungkin berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan bunuh diri. Peneliti juga menemukan, mengajarkan keterampilan memecahkan masalah pada anak dapat meningkatkan kesehatan mental.
Anak-anak menghadapi berbagai masalah setiap harinya, namun mereka memiliki sedikit formula untuk menyelesaikannya. Mulai berkaitan dengan akademik hingga olahraga atau dalam pertemanan dengan teman sebayanya. Maka, penting bagi anak-anak belajar tidak mengandalkan energi dalam memecahkan masalah, tetapi juga pertimbangan tepat sesuai usianya. Untuk itu, berikut cara mengajari keterampilan problem solving pada anak sejak mereka berusia dini.
1. Ajari tentang cara mengidentifikasi masalah
Untuk mencegah pilihan atau tindakan impulsif, ajarkan cara mengidentifikasi masalah. Seperti dengan menyatakan “Saya tidak punya teman bermain saat jam istirahat” atau “Saya tidak yakin harus mengambil les apa semester ini”. Dengan menemukan apa masalahnya, anak-anak akan menyadari dan membuat perbedaan besar alih-alih kemandekan.
2. Kembangkan setidaknya lima solusi
Brainstorming adalah cara yang paling mungkin dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Ini cara kedua dalam mengajari anak problem solving. Minta mereka bahwa semua solusi tidak harus merupakan ide yang bagus. Tetapi, bantu mereka mengembangkan solusi jika mereka kesulitan menemukan ide. Bahkan, ide yang dibuat-buat pun juga memungkinkan jadi solusi. Kuncinya adalah membantu mereka bahwa dengan sedikit kreativitas, mereka dapat menemukan banyak solusi potensial.
3. Identifikasi pro dan kontra dari setiap solusi
Bantu anak Anda mengidentifikasi potensi konsekuensi positif dan negatif untuk setiap solusi potensial yang mereka identifikasi. Pada awal melatih, bisa menggunakan table supaya mereka lebih mudah mengidentifikasi pro dan kontra dari setiap solusi yang ia punya. Apabila dilatih berulang-ulang kali, mereka akan terbiasa mengidentifikasi tanpa perlu membuat table dan bersifat spontan.
4. Pilih solusi
Sebelum diputuskan solusi apa yang dipilih dari memecahkan masalahnya, anak sudah mengenali apa konsekuensi dari setiap solusi. Kemudian usai mengevaluasi, dorong mereka untuk memilih solusi.
5. Uji solusi yang mereka pilih
Sepanjang hidup adalah bagaimana seseorang belajar dari pengalamannya. Begitu pula anak-anak, mereka perlu tahu bahwa belajar tak hanya perihal akademis. Tetapi juga melihat hasil dari solusi atas masalah yang dimiliki. Jika tidak berhasil, mereka selalu dapat mencoba solusi lain dari daftar yang mereka kembangkan.
BACA JUGA:
Melansir VerywellFamily, Selasa, 4 Juli, Saat masalah muncul, jangan terburu-buru menyelesaikan masalah anak Anda untuk mereka. Tawarkan bimbingan saat mereka membutuhkan bantuan, tetapi dorong mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Jika mereka tidak dapat menemukan solusi, turun tangan dan bantu mereka memikirkan beberapa solusi. Namun, jangan secara otomatis memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan.