YOGYAKARTA – Berbeda dengan fobia, misalnya fobia pada ular atau laba-laba. Ketakutan pada hal tertentu mengacu pada pembentukan diri. Dengan kata lain, rasa takut memengaruhi keputusan yang dibuat, tindakan yang diambil, dan hasil yang akan dicapai. Bahkan memilih tempat tinggal, dengan siapa tinggal, pekerjaan untuk mencari nafkah, siapa yang jadi teman, pernah tanpa sadar dipengaruhi oleh rasa takut.
Ketika merasa takut, seseorang akan menghindar dari pemicunya. Penghindaran ini, pada gilirannya akan membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Ketakutan dalam konteks sebagai penghambat untuk pertumbuhan dan pencapaian ini, bukan ketakutan yang bersifat biologis berbasis kinerja amigdala dan juga bukan ketakutan patologis yang terkait dengan fobia klinis.
Jenis ketakutan yang menyebabkan seseorang tak berkembang, menurut neuropsikologis Theo Tsaousides, Ph.D. dilansir Psychology Today, 11 April, memiliki banyak wajah. Pada akhirnya seseorang tak berkembang karena tak bisa merinci ketakutan secara emosional.
Perincian emosional, misalnya, seseorang mengatakan “Saya merasa baik” tetapi secara spesifik merujuk pada “Saya merasa senang dengan kinerja saya”. Ini perupakan aspek penting dari regulasi emosi yang penting tetapi jarang diajarkan. Berikut ketakutan umum sehari-hari yang mencegah kita membuat kemajuan dan mencapai tujuan.
1. Kegagalan
Kepuasan akan datang ketika tujuan dikejar dan mengalahkan rasa takut. Menurut penelitian, gagal ditakutkan karena efeknya, seperti pernah mengalami di masa lalu dan mengecewakan orang lain, bisa karena takut kehilangan masa depan sehingga pilih bermain aman. Karena begitu amannya, mereka memilih tujuan yang mudah, standar yang ditetapkan rendah, dan menghindari tantangan.
2. Penolakan
Penolakan memang menyakitkan, tetapi juga konsekuensi yang harus diterima. Maka, kalau takut ditolak kita tidak mungkin pernah akan mencoba dan belajar. Kadang juga takut ditolak dirasionalisasi jadi penundaan sehingga membuat pilihan aman yang menjadi penghalang signifikan untuk pertumbuhan.
3. Membuat keputusan yang salah
Karena takut membuat keputusan yang salah, seseorang jadi tak jernih dalam menganalisis. Keputusan yang salah berangkat dari perenungan, pengumpulan data, meminta nasihat orang lain, membuat bagan, daftar, alur, dan campur tangan Ilahi. Di sisi lain, perlu disadari pula keputusan ada dua macam, benar dan salah. Kalau salah dan konsekuensinya hancur, memang tak bisa diubah kecuali menganggapnya sebagai pembelajaran.
4. Pendapat orang lain
Apakah Anda sangat peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain? Kepedulian pada pendapat orang lain memang berfungsi menjaga kontrak sosial. Perlu pula menghormati agar komunitas lebih solid, aman, dan stabil. Tetapi khawatir berlebih pada pendapat orang lain tentang pendapat kita, atau pilihan kita, membuat kita tak tumbuh dan berkembang.
BACA JUGA:
5. Komitmen
Dunia ini penuh dengan pilihan, maka dengan membuat komitmen dianggap menutup kesempatan lain. Mungkin seseorang takut akan komitmen karena takut kehilangan kebebasan, otonomi, dan fleksibilitas. Tetapi tanpa komitmen membuat seseorang terjebak dalam kebimbangan dan keragu-raguan.
Itulah ketakutan yang membuat seseorang tidak berkembang dan tumbuh mencapai tujuan.