JAKARTA - Di tengah banyaknya produksi film horor, Sinemata siap merilis film Kartu Pos Wini (KPW): Surat Beralamat Surga pada 6 April 2023. KPW diharapakan bisa menjadi pilihan menarik pilihan film yang hadir dikeriuhan dan dominasi box-office film-film horor. KPW juga hadir di saat umat muslim menjalankan ibadah puasa.
Film Kartu Pos Wini: Surat Beralamat Surga merupakan cerita tentang harapan seorang anak bernama Wini Edenia yang terdiagnosis kanker darah (leukemia). Harapan kesembuhan Wini didapat melalui kiriman kartu pos yang ditujukan untuk Tuhan. Harapan yang tertulis di kartu pos tidak ubahnya doa yang ia kirimkan lewat kotak pos untuk Tuhan.
Kisah ini ditulis Ruwie Meyta sebagai novelet kanal digital KanyaID dengan judul Kartu Pos Wini (KPW). Cerita ini yang mendasari pembuatan film dengan judul yang sama.
Ada moral story yang menarik dan erat berkaitan dengan makna ibadah puasa di film KPW. Setidaknya melalui trailer, bisa dirasakan semangat film tentang perjuangan seorang anak bernama Wini yang ingin sembuh dari kanker.
Lewat trailer yang dirilis Rabu, 8 Maret, tergambarkan bagaimana kartu pos untuk Tuhan menjadi harapan mereka-mereka yang terdiagnosis kanker. Harapan mereka-mereka yang gagal melewati rasa putus asa tanpa ada kehadiran para pendamping yang menyalakan semangat hidup mereka. Itu sebabnya melalui film kartu Pos Wini, rumah produksi Sinemata Productions mendedikasikan produksinya untuk para relawan pendamping dan para penyintas.
Poster film Kartu Pos Wini juga memperlihatkan rasa optimis, Surat untuk Tuhan yang diberikan Wini kepada Ruth adalah harapan yang harus terus dinyalakan. Seperti harapan dari para terdiagnosis kanker untuk tidak menyerah dalam hidup. Ada semangat dan rasa optimis seperti tergambarkan dari senyum Wini dalam poster film KPW.
BACA JUGA:
“Untuk lebih mempertegas saja tentang harapan, rumah produksi Sinemata Productions menambahkan di judul film dengan frasa Surat Beralamat Surga. Di bagian akhir film, kami insersi testimoni tentang realitas kehidupan seorang penyintas,” jelas Tarmizi Abka, sutradara film KPW.
Om Jim, sapaan akrab Tarmizi, juga menyebutkan banyak insight ia dapatkan setelah banyak berdiskusi dengan para dokter di Yayasan Kanker Indonesia. “Kami tidak ingin misleading dalam mengangkat isu soal kanker dan menyelesaikan produksi film ini,” tegasnya.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menyambut baik pembuatan film Kartu Pos Wini. "Semoga film ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pasien kanker dengan memberikan dukungan dan perhatian, tentang penyakit kanker, pencegahannya dengan menerapkan pola hidup sehat, serta melakukan deteksi dini kanker. Sebab kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan dirawat sejak stadium dini. Kami mengajak masyarakat untuk menyaksikan film ini sebagai dukungan kepedulian terhadap kanker di Indonesia," katanya.