JAKARTA - Persaingan untuk bertahan di industri hiburan belum berakhir. Setiap tahunnya, sederet aktor atau aktris baru menghiasi layar televisi maupun layar kaca Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Nicole Parham, sang artis sinetron yang kembali ke layar lebar.
Nicole Parham kembali berakting lewat film terbarunya, Pesugihan: Bersekutu dengan Iblis. Film ini merupakan judul kedua yang diperankan Nicole setelah Bisikan Iblis pada tahun 2018. Ia juga dipertemukan dengan sutradara Hanny R. Saputra usai lima tahun.
“Aku di sini sebagai Karin yaitu adiknya Resika (diperankan Isel Fricella) dan anaknya Hendri (Gary Iskak) sama Marini (Nirina Zubir). Ini film 5 tahun lalu jadi aku agak lupa-lupa ingat tapi kemarin aku udah nonton lagi,” kata Nicole Parham membuka cerita.
Aktris kelahiran 13 Maret itu menjalani sejumlah tantangan lewat film Pesugihan. Dua di antaranya adalah ia belajar sinden serta berbahasa Jawa. Sebagai wanita blasteran Jerman, hal ini merupakan salah satu hal yang baru ia temui dalam syuting.
Ia bertekad untuk belajar dan menguasai perannya dengan belajar bersama sang sutradara. Ia juga menyebut ada pengajar yang bersiap membantunya.
“Ini pertama kali banget aku syuting ada adegan aku kesurupan terus nyinden, bahasa Jawa. Sebelumnya kan in real life aku memang gak bisa ngomong bahasa Jawa kan sama aku gak pernah mengalami langsung ke diri aku kesurupan jadi lumayan agak sulit ngelakuin,” ujarnya.
“Latihan sih dibantu juga sama directornya pak Hanny (R. Saputra) juga ngebantuin aku gimana caranya berbahasa Jawa yang benar terus caranya kesurupan. Terus ada coach-nya juga untuk ngomong bahasa Jawa. Aku suka searching sambil latihan ngomong biar lancar gitu,” jelas Nicole.
“Selama syuting aku mencari tahu, research video orang kalau kesurupan itu gimana sih. Biar aku bisa peragain juga kan,” lanjutnya.
Debut dengan film horor membuat perempuan bernama lengkap Nicole Adelaide Parham menganggap Pesugihan menjadi film yang spesial. Pasalnya selain tantangan, Nicole juga menantikan film ini tayang di bioskop setelah ditunda karena pandemi'
“Film pertamaku itu genrenya horor juga, itu syutingnya bersamaan sama syuting film Pesugihan ini. Tapi yang itu lebih duluan tayang dan ini baru tayang tahun ini dan rasanya excited sih ya pas nonton di luar ekspektasi hasilnya juga bagus gitu,” katanya.
Nicole mengenang saat syuting Pesugihan di mana ia pergi ke beberapa tempat. Ia juga menyaksikan seseorang kesurupan secara langsung untuk pertama kali.
“Aku ingat banget momen saat syuting itu pas salah satu adegan di hutan semacam gubuk itu pas lagi adegan terakhirnya nih golden scene, itu lokasinya feelnya dapat banget horornya sampai sempat ada yang kesurupan juga. Stand in-nya itu kesurupannya lama banget satu setengah jam jadi feel horornya kerasa banget lah sama pemain-pemainnya juga,” lanjut Nicole.
BACA JUGA:
Selama syuting, Nicole juga menerima banyak bantuan dari sang sutradara. Oleh karena itu ia berharap bisa dipertemukan Hanny R. Saputra lewat proyek akting yang lain. Ia juga mendapat pelajaran untuk terus memperdalam aktingnya.
“Happy banget sih sudah lama enggak ketemu dan akhirnya reuni lagi. Aku berharap ke depannya bisa project lagi sama pak Hanny karena kerja bareng pak Hanny enak banget. Ngedirectnya juga klop sama aku. Pokoknya jadi gampang ngerti, aktingnya jadi lebih mudah juga karena didirect sama pak Hanny,” katanya.
Tak Selamanya Mulus
Kepada VOI, Nicole Parham mengungkap bahwa keinginannya menjadi artis sudah terbentuk sejak kecil. Saat itu ia suka menonton televisi dan membayangkan jika dirinya bisa berada dalam televisi tabung tersebut.
“Aku memang dari awal, dari kecil itu cita-citanya mau masuk tv. Memang sudah narsis. Udah minta-minta gitu mau masuk tv. Sampai dulu tuh mikir ‘apa harus ketok tv baru masuk ya,” katanya dengan antusias.
Nicole Parham kemudian mendapat kesempatan untuk menjadi bintang iklan di usianya yang ke 4 tahun. Namun pertemuannya dengan akting baru terjadi ketika ia berusia 6 tahun di mana ia dikejar oleh seseorang saat berada di mal bersama sang ibu.
“Berawal dari situ tiba-tiba pas lagi jalan sama mama di mal, waktu itu aku masih umur 6 tahun, kalau terjun ke sinetron itu 6 ke 7 tahun. Waktu itu aku lagi jalan di mal sama mama tiba-tiba ada orang ngejar,” jelas Nicole.
“Kita pikir itu orang jahat jadi kita lari juga. Akhirnya habis kita lari, kita pikir ya udah kita jalan biasa aja. Terus akhirnya orangnya nyamperin kita dan ternyata mau nawarin untuk sinetron. Untuk film dan sinetron lebih tepatnya,” ujarnya.
Setelah itu Nicole Parham mengikuti casting untuk sinetron Dewa yang sekaligus menandai proyek akting pertamanya. Akan tetapi Nicole harus mundur beberapa kali karena ia masih disibukkan dengan pendidikannya.
“Waktu aku masih umur enam, aku belum fokus banget karena masih sekolah juga jadi dilarang sama papa. Kalau mama dukung, kalau papa enggak jadi semacam ada tabrakan jadinya gak gitu fokus. Cuma ya paling ftv-ftv aja gitu lebih seringnya yang singkat,” jelas Nicole lagi.
“Kalau sinetron kan butuh waktu setiap hari kan jadi ftv dulu baru fokus pas setelah SMP lah baru ke sinetron. Dulu masalahnya di sekolah banget karena syuting itu kan waktunya sampai pagi, pulang pagi, sekolah pun juga pagi dan harus masuk. Akhirnya aku sama mamaku memutuskan untuk ambil home schooling,” beber aktris 18 tahun tersebut.
Kini Nicole bisa fokus dengan kariernya setelah lulus SMA. Ia ingin mengembangkan diri di dunia film dan mulai bertransisi dari dunia sinetron yang membesarkan namanya.
“Kalau film kan jangka waktu produksinya sudah ditentukan jadi misalnya untuk satu film ini kita syuting selama dua bulan termasuk reading, dan lain-lain. Reading dulu kan pendalaman karakter. Jadi kita bisa baca dialog dan mendalami karakternya terus mengerti skenarionya,” kata sang aktris.
“Beda dengan syuting. Kalau awal-awal, emang ada pendalaman karakter juga tapi kan seiring berjalannya waktu skenario turun terus tiap hari dan kita kejar tayang. Jadi hari ini syuting, besok bisa tayang. Kita benar-benar waktu untuk ngedalamin karakter dan skenarionya itu terbatas banget. Bedanya di situ sih,” jelasnya dengan santai.
Di dunia sinetron, Nicole Parham sudah membintangi lebih dari 10 judul sinetron dan serial. Salah satu yang membuatnya semakin dikenal adalah Bad Boys vs Crazy Girls, serial yang sukses diperbincangkan di tahun 2022 lalu.
“Happy banget karena viral dan penontonnya juga tembus 25 juta tapi ada pro dan kontranya juga kan. Aku sempat baca-bacain komennya,” kata pemeran Fiona dalam serial tersebut.
Ketika ditanya bagaimana menghadapi komentar dan kritik dari publik, Nicole berusaha untuk melihat dari sisi positif. Begitu juga serial yang ia bintangi juga memiliki pesan moral kepada penonton.
“Namanya juga suatu cerita pasti ada pesan moral yang mau disampaikan, ada negatif positifnya. Ada pesan moral yang bisa disampaikan dari tentang persahabatan, terus kesetiaan teman dan lain-lain,” katanya lagi.
Ia mengakui, karier aktingnya masih jauh dari kata berpengalaman. Namun ia tidak akan berhenti di satu proyek. Perempuan kelahiran Jakarta itu ingin terus mengembangkan kariernya selama masih aktif di dunia hiburan, termasuk mencoba genre baru.
“Aku pengin mainin komedi kayaknya benar-benar jadi tantangan buat aku karena aku sendiri gak bisa komedi dan bukan komedi banget. Mau sih belajar komedi. Aku belum pernah masuk ke proyek komedi,” kata Nicole Parham.
“Ke depannya semoga film, sinetron, proyek yang aku mainin bisa diterima dan disukai masyarakat. Terakhir aku ambil break karena habis selesai syuting sinetron panjang banget dua tahun non stop. Akhirnya sekarang lagi break beberapa bulan dan mau kembali lagi jadi sekarang mau mulai proyek lagi,” kata Nicole mengakhiri percakapan kami siang itu.