JAKARTA - Kasus dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan Ferry Irawan terhadap Venna Melinda telah memasuki hari kesebelas. Keluarga dari Ferry Irawan yang selama ini bungkam akhirnya buka suara.
Dalam konferensi pers, Maya selaku adik dari Ferry Irawan mengungkap pembicaraannya dengan sang kakak.
“Enggak diapa-apain katanya. Ini cuma awalnya ribut biasa, namun tiba-tiba histeris Kak Venna. Saya tetap penasaran, saya kan juga seorang perempuan, makanya saya bertanya, 'Apa? Kok bisa sampai berdarah', terus saya cecar,” katanya kepada awak media di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan pada Kamis, 19 November.
Maya mengatakan dirinya tidak mendapat penjelasan. Apa yang ia ketahui melalui pembicaraan dengan kakaknya serupa dengan apa yang disampaikan Ferry usai jalani pemeriksaan di Polda Jatim pada Senin, 16 Januari kemarin.
“Enggak ada sih, dia cuma bilang, 'ini cekcok, ini cekcok'. Terus saya cecar, enggak puas. 'Iya, tapi ini lu apain?'. Tapi dia bilang, 'Abi enggak apa-apain Kak Venna, May. Abi itu sayang banget sama Kak Venna. Abi itu menenangkan saja'. Tapi saya juga tetap, rasanya, apa sih? Saya juga pengin tahu banget. Tapi saya sama sekali belum mendapatkan penjelasan apa-apa,” ungkapnya.
Dalam posisi tersebut, Maya mengatakan tidak mungkin jika dirinya terus menerus bertanya dan menyudutkan Ferry. Karena keadaan yang dianggap masih belum tenang, Maya memutuskan untuk menunggu agar seluruh emosi mereda.
Terkait pernyataan Venna beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa tidak ada pihak keluarga Ferry yang mengucap permohonan maaf, Maya turut memberikan keterangan.
BACA JUGA:
Maya mengatakan sempat menghubungi Venna dan meminta maaf atas apa yang terjadi. “Saya juga sempat minta maaf via WhatsApp sama Kak Venna mengenai takut saya mengganggu berkomunikasi dengan dia. Jadi, saya pikir, ya sudah, saya enggak usah hubungi dulu, biar pada tenang, enggak usah ada chaos ke depannya lagi,” tuturnya.
Maya juga mengungkap kekecewaannya atas pemberitaan mengenai sang kakak. “Tapi kok, makin ke sini, berita semakin enggak terarah. Kita juga mendapat tekanan juga dari saudara kami semua. Seolah, abang kami ini sudah yang paling jahat. Apalagi, yang sampai saya dengar, tidak menafkahi,” pungkasnya.