8 Cara Orang Tua Narsistik Menjatuhkan Mental Anak
Ilustrasi (Andrea Piacquadio/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Orang tua narsis adalah orang tua yang terkena gangguan kepribadian narsistik. Biasanya, orang tua narsistik bersikap sangat posesif terhadap anak-anak mereka dan merasa terancam dengan kemandirian anak-anak mereka yang sedang tumbuh.

Tak cuma itu, orang tua yang narsis bisa sangat marah ketika anaknya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. 

Pola pengasuhan yang seperti ini bisa berdampak sangat buruk terhadap perkembangan psikologis anak. Anak-anak dari orang tua narsis secara alamiah akan belajar dan meniru bahwa manipulasi dan rasa bersalah adalah strategi efektif mendapatkan apa yang diinginkan.

Sayangnya, belum banyak orang tua yang menyadari bahwa mereka sebenarnya telah menerapkan gaya parenting narsistik. VOI melansir Psychology Today, Kamis, 24 November, memaparkan cara orang tua narsistik menjatuhkan mental anak.

Menghargai Kepatuhan dan Menghukum Ketidaksepakatan

Orang tua narsistik memberikan pujian dan keistimewaan saat anak mematuhi keinginan mereka. Sedangkan, hukuman seperti kemarahan dan penolakan diberi jika anak bebas mengemukakan ekspresi dan pendapat berbeda dari orang tua. 

Merendahkan Minat dan Kekuatan Anak

Jika minat dan bakat anak sesuai dengan keinginan orang tua narsistik, mereka akan mendukung keinginan tersebut. Namun, jika tidak sesuai keinginan anak akan diabaikan atau terus menerus dicela.

Meremehkan Respon Emosional Anak

Salah satu aspek yang paling merusak dari pengasuhan narsistik adalah sering memarahi dan membenci respon emosional anak. Jika anak mengekspresikan emosi negatif, orang tua narsistik akan melabelinya sebagai anak egois, lemah, dan membangkang.

Menormalkan Kemarahan dan Rasa Malu

Anak dari hasil didikan orang tua narsistik hidup dalam situasi dimana kemarahan dan sikap dipermalukan merupakan hal normal. Sehingga, memunculkan sistem saraf hiperaktivitas jangka panjang yang mengganggu perkembangan kepribadian, gangguan kesehatan mental maupun fisik, serta trauma generasi dengan pola yang sama.

Kerap Memanipulasi 

Manipulasi atau istilah keren saat ini gaslighting tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara, namun juga hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua narsistik secara alami memanipulasi dengan cara menghilangkan rasa percaya diri anak. Kemudian mengendalikan pikiran dan perasaan anak.

Mendewasakan anak sebelum waktunya

Cara orang tua narsistik menjatuhkan mental anak mereka adalah dengan mendorong anak menjadi dewasa untuk memenuhi kebutuhan anak sendiri. Padahal orang tua lah yang berkewajiban mengisi keperluan anak. 

Memperlakukan anak remaja dan dewasa seperti anak-anak

Orang tua narsistik tidak hanya mendewasakan anak sebelum waktunya. Tapi ada juga yang memperlakukan anak remaja dan dewasanya seperti anak-anak. Mereka membiarkan anak terus tergantung. Tujuannya yaitu mempertahankan kontrol, merasa superior, membuat orang tua merasa dibutuhkan, dan mendapat perhatian dan simpati dari orang lain.

Meninggalkan Anak saat Dibutuhkan

Selain memanjakan, orang tua narsistik tak segan meninggalkan anak saat dibutuhkan. Kondisi dimana anak membutuhkan orang tua dianggap sebagai kelemahan anak. Anak harus bersikap mandiri. Orang tua tak ingin diganggu dan terlibat saat anak kesusahan.