5 Manfaat Bermain Video Game bagi Perkembangan Otak Anak
Ilustrasi (Tima Miroshnichenko/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Bermain video game menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan oleh anak-anak hingga remaja. Mulai dari menggunakan ponsel hingga menggunakan tablet dan komputer. 

Inilah yang membuat banyak orangtua melakukan pembatasan ketika anak-anak bermain video game. Beberapa anak ada yang kurang tidur akibat bermain video game hingga tengah malam dan ada juga yang sampai sepenuhnya kecanduan oleh video game.

Meskipun Anda mungkin telah mendengarkan banyak hal buruk seputar bermain game, sebenarnya kegiatan ini memiliki dampak positif juga bagi perkembangan anak. Tentunya jika penggunaannya masih dibatasi secara sehat.

Apa saja manfaatnya untuk perkembangan anak? Melansir laman Parenting, Senin, 31 Oktober, berikut informasi selengkapnya.

Video Game Dapat Mengasah Kemampuan Pemecahan Masalah

Video game dapat membantu perkembangan otak anak untuk memecahkan masalah. Misalnya, saat anak dihadapkan dengan jenis gim strategi. Dia harus mencari, bernegosiasi, merencanakan, dan mencoba berbagai pendekatan untuk bisa memenangkan permainan tersebut.  

Selain itu, "modding" atau proses di mana pemain menyesuaikan penampilan karakter mereka dan mengembangkan level permainan baru. Ini juga memungkinkan ekspresi diri yang kreatif, pemahaman yang mendalam tentang aturan dan struktur permainan, serta cara baru untuk menonjolkan kepribadian dan minat. Jadi, meskipun video game tidak diberi label "edukatif", mereka tetap dapat membantu anak-anak belajar membuat keputusan, menggunakan strategi, mengantisipasi konsekuensi, dan mengekspresikan kepribadian mereka.

Video Game Dapat Menginspirasi Ketertarikan pada Sejarah dan Budaya

Konten video game tertentu dapat mendorong anak-anak untuk membaca dan meneliti. Misalnya, video game seperti Age of Mythology, Civilization, dan Age of Empires dapat memicu minat anak pada sejarah dunia, geografi, budaya kuno, dan hubungan internasional.

Penelitian yang dilakukan oleh David Shaffer dan James Gee menyebutkan, jika orang tua bisa mengkorelasikan gim yang dimainkan anak dengan sejarah yang ada di buku, sumber internet, museum, dan media mitologi. Maka, anak dapat menjadikan gim yang dimainkan sebagai media pembelajaran menarik.

Terlebih lagi, permainan ini sering memungkinkan anak-anak untuk merancang dan bertukar peta atau konten khusus lainnya. Sehingga membantu mereka memperoleh keterampilan kreatif dan teknis sambil bersenang-senang.

Video Game Dapat Membantu Anak Berteman

Berbeda dengan orang tua, kebanyakan anak kecil melihat video game sebagai aktivitas sosial, bukan aktivitas yang menyendiri. Video game dianggap sebagai media bagi anak-anak untuk berteman, bergaul, dan menyediakan waktu dengan teman-teman.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan focus group discussion, remaja laki-laki mengatakan bahwa game sering menjadi fokus percakapan di antara teman sebayanya. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa anak-anak dengan kondisi keterbelakangan mental ringan memilih bermain game untuk mencari teman baru.

Video Game Dapat Membuat Anak Jadi Lebih Bahagia

Bermain game akan membuat anak-anak merasa lebih bahagia. Selain sebagai alat edukasi dan alat untuk meningkatkan perkembangan anak, tujuan awal dari bermain game adalah sebagai sarana hiburan bagi anak-anak untuk bersenang-senang di waktu luangnya yang bisa membuat anak-anak merasa bahagia.

Mendekatkan Hubungan Anak dan Orang Tua

Bagian terbaik dari bermain game adalah melihat anak-anak menjadi ahli dan berbagi keterampilan bermain game mereka dengan orang tua mereka. Bermain game bisa sebagai sarana untuk berbagi waktu bersama antara orang tua dengan anak-anak. Selain itu, bermain game juga bisa merangsang percakapan anak-anak untuk berbagi masalah dengan orang tua mereka.

Bermain game bersama memungkinkan orang tua untuk memperkuat hubungan mereka dan belajar lebih banyak tentang minat, kelemahan, kekuatan, dan cara berpikir anak-anak mereka.