Bagikan:

YOGYAKARTA – Pengambilan sampel adalah salah satu rangkaian penelitian ilmiah yang penting untuk dilakukan. Sampel diambil sebagai salah satu bahan penelitian yang nantinya akan diteliti hingga menghasilkan sebuah kesimpulan ilmiah. Untuk melakukannya, peneliti wajib memahami teknik pengambilan sampel agar tidak menyalahi kaidah penelitian.

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam tulisan berjudul Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review yang diterbitkan di Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH) dijelaskan bahwa sampling adalah suatu teknik atau prosedur untuk meneliti.

Sampling diambil secara sistematis untuk memilih sejumlah item atau individu yang relatif lebih kecil (subset) dari populasi yang ada agar bisa dijadikan subjek atau sumber data. Nantinya subjek tersebut jadi bahan observasi atau eksperimen sesuai tujuan

Pengambilan sampel bisa dilakukan dengan teknik sesuai kebutuhan. Teknik ambil sampel sendiri dibagi jadi dua kategori utama yaitu sampel probabilitas dan sampel non-probabilitas.

  1. Probabilitas sampling

Probabilitas sampling artinya bahwa semua item dalam suatu populasi punya kesempatan yang sama untuk bisa dimasukkan ke sampel. Teknik probabilitas umumnya lebih baik dalam representasi populasi, namun sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak karena melibatkan sampel yang lebih banyak dan lebih luas. Kategori ini dibagi menjadi beberapa teknik yakni sebagai berikut.

  • Simple Random Sampling: Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih, menghasilkan sampel representatif, namun memerlukan daftar lengkap populasi.
  • Systematic Sampling: Pemilihan sampel dengan interval tertentu setelah titik awal acak. Lebih sederhana dibandingkan acak sederhana tetapi berisiko bias periodisitas.
  • Stratified Sampling: Membagi populasi menjadi subkelompok (strata) dan mengambil sampel acak dari masing-masing strata. Cocok untuk populasi dengan karakteristik beragam.
  • Cluster Sampling: Menggunakan kelompok alami sebagai sampel (misal, wilayah geografis). Efektif secara biaya tetapi kurang presisi dibandingkan metode lain.
  • Multi-Stage Sampling: Gabungan dari teknik sampling berjenjang, berguna untuk populasi besar dengan berbagai tahapan pengambilan sampel.
  1. ­ Sampel Non-Probabilitas

Non-probability sampling dikaitkan dengan penelitian kualitatif. Studi kasus penelitian tersebut fokus pada sampel kecil dan digunakan untuk meneliti fenomena dalam kehidupan. Penelitian ini tidak digunakan untuk membuat kesimpulan berupa statistik.

Teknik non-probability tidak sesulit teknik sampling probabilitas. Sebaliknya, teknik non-probabilitas lebih sederhana serta fleksibel. Sayangnya lebih rentan terhadap bias serta kurang cocok untuk hasil yang akan digeneralisasi. Teknik sampling ini memiliki beberapa macam yakni sebagai berikut.

  • Quota Sampling: Memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang mencerminkan populasi, tanpa randomisasi.
  • Snowball Sampling: Menggunakan peserta awal untuk merekrut peserta lain, cocok untuk populasi yang sulit dijangkau.
  • Convenience Sampling: Memilih peserta yang mudah diakses, sering digunakan untuk kemudahan tetapi tidak representatif.
  • Purposive Sampling: Memilih individu tertentu dengan karakteristik relevan untuk tujuan penelitian, memungkinkan peneliti untuk fokus pada kelompok spesifik.

Itulah informasi terkait teknik pengambilan sampel. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.