YOGYAKARTA – Toxic friendship atau hubungan pertemanan yang beracun seringkali tak disadari. Kadang karena sudah percaya atau sudah lama berteman, sulit mengakui ketika persahabatan ternyata toxic. Bagaimana ciri-ciri pertemanan yang beracun dan cara mengatasinya?
Menurut psikolog Mark Travers, Ph.D. dilansir Psychology Today, Jumat, 4 November, ciri-ciri orang toxic friend seringnya membuat kamu tak bisa jadi diri sendiri saat bersamanya. Kadang pula, teman toxic-mu merusak hal baik yang kamu bagikan, atau membuatmu merasa tegang dan lebih banyak diam.
Travers mengkategorikan pertemanan yang beracun dengan dalam dua efek perilaku. Pertama, kalau temanmu suka memotong pembicaraan atau memotong kesempatanmu untuk menjadi lebih baik. Dalam penelitian yang diterbitkan American Journal of Sociology, intimidasi dan agresi umum terjadi dalam lingkaran pertemanan daripada orang asing. Kenapa? Karena mengorbankan orang lain untuk tujuan lain selain pertemanan, hanya bisa dilakukan ketika saling mengenal. Sebagai cara mengatasi toxic friendship yang membuat kamu tak merasa berharga dan nyaman, lakukan berikut:
Buka percakapan yang jujur
Sudah saatnya kamu mengesampingkan rasa takut akan kontrontasi dan cobalah bersikap nyata pada temanmu yang toxic. Tetapkan batasan yang boleh dan tidak boleh dijadikan lelucon. Jika mereka benar-benar peduli, maka mereka akan mendengarkan dan memperbaiki perilakunya.
Mempertimbangkan pertemananmu
Travers menyebutnya ‘potong kabel’ jika temanmu tidak mengubah perilakunya dan tetap membuatmu merasa tak berharga. Perlu kamu sadari, persahabatan seharusnya menjadi ruang yang aman. Jika kamu tidak merasa aman dalam suatu hubungan, mungkin kamu akan lebih baik tanpa mereka.
BACA JUGA:
Kategori kedua yang diidentifikasi Travers dalam toxic friendship, ciri-cirinya teman yang parasit. Misalnya, mereka hanya menghubungimu jika membutuhkan tumpangan, atau ketika mereka membutuhkan saja. Ini merupakan contoh klasik dari seorang teman parasite yang mana dia berfokus pada aspek ‘menerima’.
Persahabatan yang sehat, memiliki rasa saling menghormati dan menyayangi. Lantas bagaimana jika kamu memiliki teman yang parasit?
Penelitian yang diterbitkan The British Journal of Social Psychology menunjukkan bahwa hubungan yang berakar pada asas pemanfaatan atau utilitas seperti di atas, tidak akan bertahan lama kecuali dalam hubungan kerja. Artinya, karena tidak ada yang bisa berguna untuk orang lain, maka pertemanan ini akan renggang dengan sendirinya.