YOGYAKARTA – Kelembapan udara yang tinggi, perlu diwaspadai oleh penderita penyakit asma. Karena kambuhnya penyakit asma bisa dipengaruhi oleh udara lembap. Pada saat suhu yang tak menentu, gejala asma seperti batuk, mengi, sesak napas, dan sesak dada perlu segera diatasi. Kalau memungkinkan, bisa dicegah dengan menghindari pemicunya.
Kualitas udara yang ideal pada skala 0-500. Semakin tinggi angka skalanya, semakin buruk kualitas udaranya, dilansir Medical News Today, Selasa, 18 Oktober. Kualitas udara yang buruk terjadi pada hari-hari yang lembap dan panas. Ketika lingkungan Anda pada skala buruk, disarankan untuk tetap di dalam rumah agar kambuhnya penyakit asma bisa dicegah.
Tingkat kelembapan 30-50 persen tergolong aman untuk penderita asma. Semakin rendah, pertumbuhan jamur, tungau debu, dan kecoak yang memicu asma juga semakin sedikit. Perlu diketahui, udara buruk tak hanya di luar ruangan. Oleh karena itu, sebaiknya menjaga kelembapan dalam ruangan. Misalnya dengan bantuan alat seperti dehumidifier. Kelembapan udara dalam ruangan dapat berkurang dengan membuka jendela kamar mandi saat mandi, menyalakan AC, dan memperbaiki pipa air yang bocor.
Kambuhnya penyakit asma pada beberapa orang bisa dialami ketika suhu sangat dingin atau panas. Karena asma adalah penyakit yang mengiritasi saluran napas, maka perlu dipahami kapan pemicu kambuh dan aman untuk beraktivitas. Bagi penderita asma, beberapa kondisi udara perlu diwaspadai, seperti berikut:
- Udara panas yang ekstrem, karena saat suhu naik maka tingkat polusi berpotensi meningkat dan dapat memicu kambuhnya penyakit asma.
- Udara dingin dan kering dapat mengiritasi saluran udara dan menyebabkan bronkopaspasme.
- Kondisi berangin, membuat alergen umum seperti serbuk sari tertiup angin.
- Cuaca hujan spora jamur meningkat dan serbuk sari serta spora jamur adalah pemicu umum bagi penderita asma.
- Perubahan suhu yang cepat juga memicu kambuhnya penyakit asma pada beberapa orang. Seperti panas dan tiba-tiba menjadi dingin sekali.
Ketika mengenali kapan suhu dan kondisi udara yang dapat memicu asma kambuh, maka perlu mengantisipasi. Kelembapan yang meningkat, dapat mengiritasi saluran udara dan kelembapan juga meningkatkan pemicu lain dari kambuhnya penyakit asma, seperti serbuk sari dan polusi.
Sebuah penelitian menguji resistensi saluran napas dan kaitannya dengan cuaca lembap. Uji dilakukan bersama 6 orang dengan asma dan 6 orang tanpa penyakit asma. Ketika mengalami udara panas dan lembap, atau sekitar 49 derajat Celsius dan kelembapan 75-80 persen selama 4 menit.
BACA JUGA:
Peserta penelitian dengan asma mengalami peningkatan resistensi saluran napas sebesar 112 persen dibandingkan kelompok sehat yang hanya mengalami peningkatan resistensi saluran napas sebesar 22 persen. Ketika udara panas dan lembap, serat C yang merupakan serata saraf sensorik di saluran udara dapat menyempit dan bikin batuk-batuk. Ini membuat seseorang jadi sulit bernapas.
Ketika udara tidak terkontrol dan dapat memicu kambuhnya penyakit asma, selalu bawa inhaler untuk mengobati. Untuk pencegahan, selalu periksa kualitas udara. Jika kualitasnya buruk, tetaplah di dalam ruangan dengan kualitas udara yang ideal.