YOGYAKARTA – Jamur di rumah yang tumbuh di dinding maupun pada buku, mainan, pakaian, bahkan compact disk (CD) tak hanya merusak barang-barang tetapi juga menyebabkan masalah kesehatan. Saat musim hujan, atau kelembapan udara tinggi, rumah juga menyerap kelembapan sehingga menyebabkan muncul jamur dalam rumah.
Pertumbuhan jamur di dalam ruangan, kemungkinan terjadi selama musim gugur dan musim dingin, dilansir Medical News Today, Selasa, 5 Desember. Kalau di Indonesia, jamur berpotensi muncul saat curah hujan tinggi, kelembapan udara meningkat, dan paparan matahari tak penuh setiap hari. Jamur banyak jenisnya, tetapi yang tumbuh di ruangan menghasilkan spora yang tersebar mungkin dari lingkungan.
Tidak ada cara mencegah spora menyebar. Sehingga mereka dapat bertahan dalam kondisi tidak tumbuh. Spora akan tumbuh menjadi jamur di lingkungan yang lembap dan hangat. Mereka dapat tumbuh di berbagai permukaan, termasuk kain, kertas, kayu, kaca, dan plastik. Saat tumbuh, jamur atau mold, mungkin merusak bahan tempat mereka tumbuh.
Selain tak ada cara mencegah spora menyebar, tak ada yang tahu betul berapa jenis jamur yang ada. Tetapi para ahli memperkirakan mungkin ada 300.000 atau lebih jenis jamur. Beberapa jenis diantaranya mungkin muncul di rumah dibandingkan yang lain. Jamur yang tumbuh di area lembap nan basah seperti bawah wastafel atau pancuran, termasuk jenis Alternaria. Jamur yang sering tumbuh di dalam ruangan, seperti dinding, ialah Aspergillus. Untuk yang dapat tumbuh di kawasan sejuk atau hangat, termasuk di permukaan kayu, adalah Cladosporium. Penicillium cenderung tumbuh pada permukaan yang rusak karena air dan seringkali berwarna biru kehijauan.
Spora yang membuat rumah berjamur bisa terbawa melalui udara. Bisa pula menempel pada benda atau orang dan hewan peliharaan. Kawasan yang sering berjamur, biasanya terjadi kebocoran air, banjir, jendela tempat kondensasi terbentuk, dan tempat yang udaranya tidak bersirkulasi.
Jamur dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama bagi orang yang memiliki alergi. Termasuk memiiki masalah pernapasan dan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Spora dan kamur, dapat menghasilkan alergen, iritasi, dan mikotoksin. Beberapa diantaranya bisa beracun, terutama bagi orang yang memiliki sensitivitas tinggi pada alergen dan mudah iritasi.
Partikel jamur, bisa mengiritasi paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Terutama pada orang yang sudah memiliki masalah pernapasan, asma, atau kondisi paru-paru kronis. Alergi jamur, dapat menimbulkan gejala seperti demam serta memengaruhi saluran pernapasan bagian atas. Gejala lainnya, berupa hidung tersumbat atau berair, hidung yang gatal, tenggorokan gatal, bersin, dan mata berair.
Pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah, bisa mengalami reaksi yang parah. Disebut aspergillosis, yang memengaruhi paru-paru dan menyebabkan masalah pernapasan. Aspergillosis, antara lain sinusitis aspergillus alergi, aspergilloma, dan aspergillosis paru kronis.
Jamur juga dapat memicu produksi mikroba dan bakteri. Paparan bakteri, bisa memicu respons peradangan bagi beberapa orang, menurut WHO. Beberapa bukti lain, terpapar jamur spora mungkin menyebabkan pneumonitis hipersensitivitas, bronkitis, alveolitis alergi, rhinosinusitis kronis, sinusitis jamur alergi, dan masalah saluran pernapasan pada anak.
BACA JUGA:
Bukti lainnya juga menunjukkan, seseorang yang menghabiskan banyak waktu di lingkungan yang terdapat jamur, mengalami iritasi kulit dan mata, mengi, demam, kelelahan, mual, sakit kepala, insomnia, iritasi selaput lendir, dan sick-building syndrome.
Sebagai perlindungan dan pencegahan penurunan kesehatan karena lingkungan lembap atau ruangan rumah berjamur, penting untuk mengontrol kelembapan rumah. Misalnya dengan menjaga sirkulasi udara tetap bekerja dengan baik.