JAKARTA – Asma bisa dipicu oleh kondisi lingkungan maupun genetik. Kondisi asma ditandai dengan terjadinya peradangan saluran napas paru-paru. Ketika saluran paru-paru meradang, terjadi peningkatan respons saluran napas karena penyumbatan.
Gejala yang dialami pada penyakit asma antara lain sesak dada, mengi, batuk, dan sesak napas. Menurut dokter Osman Shabir, Ph.D., dilansir News Medical Life Sciences, Kamis, 14 Oktober, ketika gejala tersebut dialami secara tiba-tiba dikenal sebagai serangan asma. Biasanya inhaler digunakan sebagai perawatan darurat yang efektif dan cepat untuk memerangi serangan asma.
Shabir juga menjelaskan bahwa prevalensi asma di seluruh dunia telah meningkat, terutama di daerah perkotaan yang meningkat lebih signifikan dibanding yang tinggal di pedesaan. Faktor lingkungan seperti polusi udara, perubahan iklim, dan merokok merupakan penyebab asma.
Sedangkan faktor genetik dapat secara langsung menyebabkan seseorang mengalami asma. Jelas Shabir lebih lanjut, hampir setengah dari semua orang yang menderita asma memiliki kerentanan genetik.
“Orang yang tidak memiliki riwayat asma dalam keluarga memiliki risiko 5 persen terkena asma. Memiliki saudara kandung atau orang tua dengan asma meningkatkan risiko hingga 25 persen. Memiliki kedua orang tua dengan asma meningkatkan risiko hingga 50 persen. Dan apabila memiliki saudara kembar monozigot dengan asma, risikonya meningkat hingga 75 persen,” tulis Shabir.
BACA JUGA:
Yolanda Smith, B.Pharm. menambahkan bahwa sebanyak 10-15 persen dari populasi di Amerika Serikat mengalami asma dan alergi. Diperkirakan 70 persen dari individu dengan asma juga menderita alergi. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan patologi dari dua kondisi tersebut, asma dan alergi.
Asma alergi adalah jenis asma yang dipicu oleh paparan alergen tertentu, seperti serbuk sari, debu, jamur, dan hewan. Menurut keterangan Smith, individu dengan alergi lebih mungkin untuk mengembangkan asma dibandingkan dengan populasi umum.
Asma alergi disebabkan respons sistem kekebalan tubuh untuk melepaskan imuniglobulin E (IgE) karena alergen ke saluran paru-paru sehingga menyebabkan peradangan dan pembengkakan. Efeknya saluran udara lebih sempit dan menyulitkan individu untuk bernapas secara normal.
Untuk mencegah serangan maupun asma dan alergi kambuh, seseorang dengan kondisi ini perlu menghindari pemicunya. Seperti menghindari terpapar alergen dan senantiasa menjaga kekebalan tubuh tetap seimbang.