Bagikan:

JAKARTA - Terobosan teknologi membuat hidup lebih mudah untuk mendeteksi suara batuk terhadap 6 kondisi paru-paru yang berbeda, antara lain infeksi paru, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ISPA, batuk rejan, dan bronkitis. Melalui aplikasi Alodokter, tingkat akurasi diagnosisnya berkisar dari 87-97%, yang berarti sama akuratnya dengan pemeriksaan konvensional.

Pengalaman diagnosis ini dikembangkan bekerja sama dengan ResApp, perusahaan teknologi diagnosis kesehatan digital dari Australia. Teknologi ini dikembangkan dengan cara mencocokkan ciri-ciri dari suara batuk dengan diagnosis klinis. Perusahaan tersebut telah mendapatkan akreditasi di Indonesia dan Australia.

“Yang membuat teknologi ini berbeda adalah Anda tidak memerlukan gadget tambahan, cukup gunakan smartphone yang Anda miliki. Anda tinggal batuk di dekat smartphone, kemudian dalam beberapa detik, dokter kami bisa langsung mengetahui diagnosis secara otomatis dari sistem. Jenis teknologi diagnosis berbasis smartphone ini adalah terobosan baru untuk telemedisin karena tidak membutuhkan device tambahan. Dengan adanya teknologi ini, dokter jadi lebih mudah untuk mendiagnosis lebih banyak penyakit dan memberikan perawatan secara lebih efisien dari jarak jauh, serta membantu pasien menangani permasalahan kesehatan dengan lebih cepat tanpa perlu keluar rumah,” kata Suci Arumsari, Suci Arusmari selaku Co Founder & President Director dari Alodokter.

“Pemerintah Indonesia tentu terus bergerak dan berusaha keras untuk memberikan dan mendukung akses kesehatan yang lebih merata terhadap seluruh masyarakat Indonesia, baik lewat jasa kesehatan maupun produk kesehatan di tengah keadaan new normal yang penuh tantangan ini. Pemerintah mendukung penuh produk dan teknologi telemedisin dalam membantu visi dan misi untuk menghadirkan akses kesehatan yang lebih baik pada masyarakat," kata Setiaji ST., M.Si, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan.

Hadirnya inovasi ini diharapkan mampu membuat masyarakat merasakan sendiri teknologi kesehatan inovatif yang terus berkembang. Inovasi di dunia digital kesehatan secara paralel juga menjaga kepercayaan data dari para pasien/pengguna dengan pemanfaatan standard internasional untuk perlindungan dan keamanan data.

“ResApp telah lulus tes dalam 22 clinical trial dan telah dipublikasikan oleh banyak jurnal medis. Tidak sampai disitu tetapi juga telah melalui uji pada pengguna dengan grup usia yang berbeda-beda; anak-anak, remaja, dewasa, dan senior baik di rumah sakit maupun di klinik. Inilah fungsinya sama dengan tes medis pada umumnya yaitu digunakan oleh dokter untuk mengonfirmasi diagnosa setelah melakukan penilaian terhadap gejala pasien,” ucap dr. Alni Magdalena, Head of Medical Community Operations Alodokter.