JAKARTA - Dhira Bong kembali dengan album studio baru bertajuk A Tiny Bit of Gold in The Dark Ocean. Album penuh ketiga solis asal Bandung ini dirilis sebagai hasil kerja sama kolektifnya, Tiny Gold, dengan label rekaman asal Jakarta, demajors.
Album ini mengumpulkan jejak musim kehidupan Dhira dalam dua tahun terakhir sebelum pandemi COVID-19 melanda. Menampilkan berbagai cerita dengan spektrum emosi yang luas. Paket musikalnya pun terasa semakin variatif dengan bebunyian yang semakin matang, berbanding lurus dengan pengalaman hidupnya.
Melaui album ini, Dhira melanjutkan ekspedisi melalui palet musiknya yang tetap memiliki warna dasar pop, dengan eksplorasi gaya musik seputar R&B, jazz, gospel hingga musik Jamaika. Albumnya terasa garang namun manis, dengan kilauan suara modern yang di beberapa momen mengingatkan pada era ’80-an.
Kolaborasinya dengan Gracia Tobing alias Grapo dalam penulisan lirik pada sebagian besar lagu di album ini menghasilkan kematangan ekspresi, selaras dengan petualangan musik Dhira yang juga semakin lepas.
“Talenta menulis Grapo luar biasa. Awalnya, selain urusan musik, aku sudah menulis lirik untuk semua laguku. Kemudian, dalam semalam kami begadang dan Grapo menyulap semuanya, memberikan sentuhan pribadinya,” jelas Dhira tentang kerja samanya dengan seniman multitalenta yang juga berasal dari Kota Kembang itu dalam keterangan resminya.
BACA JUGA:
Album A Tiny Bit of Gold in the Dark Ocean merupakan kerja lanjutan Dhira bersama partner produksi kepercayaannya, Canggar Krisnatry. Kehadirannya terasa mampu menjaga keliaran eksplorasi Dhira pada tempatnya.
Sebagai respons terhadap kehidupan apresiasi penggemar musik masa kini, Dhira juga merilis album dalam format NFT (Non-Fungible Token) sebanyak 50 kopi di blockchain Cardano (ADA).
Album A Tiny Bit of Gold in the Dark Ocean sudah tersedia dan bisa dinikmati di berbagai platform streaming digital, di antaranya Spotify, Apple Music, Resso, YouTube Music dan Joox.