JAKARTA - Bagaimana jika Anda dilahirkan di abad ke-14, tumbuh besar di abad ke-21, dan kemudian 10 tahun berikutnya memutuskan kembali ke abad ke-14 demi menyelamatkan dunia abad ke-21 yang terancam hancur Demikianlah gambaran yang dialami oleh Lee Ahn (diperankan oleh Kim Tae-ri) dalam film Alienoid garapan Choi Dong-hoon, salah satu sutradara yang dianggap paling “bankable” di Korea Selatan.
Dikisahkan, Lee Ahn lahir di abad ke-14 dari seorang ibu yang tubuhnya digunakan sebagai “wadah” tahanan alien. Nyawa sang ibu tak tertolong akibat alien yang bersemayam di dalam tubuhnya memberontak keluar.
Setelah Penjaga atau Guard (diperankan oleh Kim Woo-bin) mencoba untuk menangkap tahanan alien tersebut, rekan robotnya, Thunder, ingin memboyong serta bayi Lee Ahn ke dunia abad 21 dengan dalih dapat dimanfaatkan untuk mempelajari seluk-beluk soal manusia. Namun upaya itu memicu celah kecil dalam sistem ruang-waktu.
Lee Ahn selanjutnya dibesarkan oleh Penjaga bersama Thunder yang notabene keduanya merupakan robot luar angkasa yang tidak memiliki perasaan manusiawi dan sama sekali tak ikut campur dalam urusan manusia. Gadis itu mempertanyakan dunia asal Penjaga dan Thunder hingga akhirnya terlibat dalam pertarungan melawan para tahanan alien yang membelot dari penjara tubuh manusia.
Berikut 3 hal menarik dari film Alenoid.
Fiksi Ilmiah ala Hollywood
Pada dasarnya, Alienoid masih mengadopsi formula fiksi ilmiah populer seperti gambaran alien atau makhluk luar angkasa lainnya, konsep ruang-waktu, teknologi masa depan lengkap dengan sentuhan pencitraan hasil komputer (CGI), serta sedikit “bumbu” relasi antar-tokoh khas drama Korea yang menghangatkan hati.
Namun, plot dengan alur bolak-balik dapat menggenapi kekurangan formula tersebut. Plot yang bertumpuk-tumpuk seolah memang dibuat untuk menutupi premis film dengan standar resep cerita populer–atau jika tak ingin disebut klise.
Sejak semesta cerita dimulai, Alienoid seolah enggan membiarkan penonton menarik nafas sejenak atau bahkan enggan memberi sedikit celah untuk berpaling dari layar.
Hal itu barangkali bisa menjadi catatan penting bagi calon penonton yang belum mengintip sinopsis sama sekali mengingat penyajian plot dikemas dengan sangat padat; bolak-balik dari abad 14 ke abad 21 atau sebaliknya, juga berpindah-pindah dari alur mundur ke alur maju atau sebaliknya.
Agar relevan dengan latar waktu, film ini menonjolkan seni bela diri disertai kekuatan sihir–yang menjadi legenda di Korea–dipadukan bersama serba-serbi fiksi ilmiah ala Hollywood masa kini–yang identik dengan elemen seperti alien, pesawat luar angkasa, robot, dan mesin waktu.
Dikutip dari ANTARA, kedua sentuhan tersebut, antara unsur kekunoan lokal dan kemodernan, ditampilkan sama-sama kuat di dalam layar. Keduanya sama-sama memukau penonton dengan visual yang menjanjikan.
Pada paruh pertama film, mungkin penonton masih menerka-nerka ke mana cerita akan dibawa. Akan tetapi dunia “Alienoid” bergerak semakin larut menuju akhir film berkat kekuatan plot yang didukung oleh sentuhan aksi dan komedi yang segar.
Perpaduan Aksi dan Komedi
Aksi dan komedi yang ditunjukkan aktor Ryu Jun-yeol (berperan sebagai Mureuk) bersama Shin Jung-geun dan Lee Si-hoon (sebagai pengawal Mureuk), serta Yum Jung-ah dan Jo Woo-jin (sebagai pasangan penyihir dari Samgaksan), seluruhnya patut diacungi jempol. Adegan serta dialog sederhana yang jenaka akan membuat penonton tertawa dan terhibur di sepanjang film.
Sementara itu, walau lebih menonjolkan karakter dengan pembawaan serius, Kim Tae-ri dan Kim Woo-bin sukses menampilkan adegan aksi yang memukau penonton, terutama pada penggambaran karakter Lee Ahn dewasa dengan busana tradisional Korea tetapi gemar menenteng-nenteng pistol dan mahir menembakkan senjata api itu di dunia abad ke-14.
Setelah empat tahun lalu duet bersama di film Little Forest (2018), Aleinoid akhirnya membuka kesempatan panggung akting antara Kim Tae-ri dan Ryu Jun-yeol yang sekali lagi menunjukkan chemistry mereka di dalam layar. Dalam Aleinoid, hubungan Lee Ahn dan Mureuk awalnya terkesan dingin namun efek perasaan "menghangatkan hati" ala drama Korea baru ditampilkan pada babak menjelang akhir film.
BACA JUGA:
Adegan Pamungkas yang Asyik
Menuju akhir adegan, penonton sebaiknya tak beranjak dulu saat film berakhir karena “Alienoid” menyimpan adegan pamungkas. Suguhan visual dengan durasi selama 142 menit itu rupanya hanya menyingkap sebagian semesta cerita “Alienoid”. Itu berarti, film ini masih menyisakan teka-teki besar dan pertanyaan lain, termasuk apakah sekuelnya akan semakin rumit atau malah berjalan dengan sangat klise.
Dengan keunggulan unsur plot, aksi, dan komedi, “Alienoid” menjadi salah satu film yang paling dinantikan di tahun ini, lengkap dengan sederet aktor papan atas yang tak diragukan lagi totalitas akting mereka. Terlepas dari kekurangannya, film ini memang layak untuk dinikmati oleh semua kalangan penonton, terutama bagi penggemar fiksi ilmiah dan sinema Korea yang berbeda dari biasanya.
Film “Alienoid” dirilis pada 20 Juli 2022 di Korea Selatan. Film ini juga akan diputar di festival seperti menjadi film penutup pada Festival Film Asia New York ke-21 serta diundang ke Festival Film Internasional Fantasia ke-26. "Alienoid" kini sudah bisa disaksikan di sejumlah bioskop tanah air sejak 27 Juli 2022.