Yayan Ruhian Ungkap Perbedaan Syuting Film di Indonesia, Jepang, dan Amerika
Yayan Ruhian (Foto: Bunga Ramadani, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Yayan Ruhian banyak menceritakan proses produksi film di beberapa negara. Ia kagum dengan kebiasaan tepat waktu yang dilakukan produksi luar negeri seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Dimulai dari The Raid, Yayan Ruhian pun mulai menarik perhatian dunia. Benar saja, pada tahun 2015, ia bergabung dalam film Takashi Miike berjudul Yakuza Apocalypse. Di tahun yang sama, ia juga membintangi Star Wars: The Force Awakens.

Setelah itu, di tahun 2017 ia tampil dalam Beyond Skyline dilanjutkan dengan John Wick: Chapter 3 - Parabellum pada tahun 2019. Yayan juga sudah syuting tiga film di Malaysia.

Lantas apa bedanya syuting di dalam dan di luar negeri? “Semua ada perbedaannya. Termasuk itu. Ada yang memang sangat disiplin dengan planning yang rapi, ada yang mungkin tidak punya planning tapi begitu sistemnya. Kita harus adaptasi gimana pun. Kalau saya gabung ke satu produksi, yang saya bisa lakukan saya harus kerjasama,” jawab aktor 53 tahun itu.

Adaptasi dan kerja sama menjadi kunci bagaimana seorang Yayan Ruhian terus berkarier di dunia akting tanpa meninggalkan passionnya, pencak silat. Di sisi lain, ia mulai mengeksplor perannya sehingga tidak melulu berkaitan dengan pencak silat.

“Jujur saya ini enggak bisa akting jadi kalau udah masuk ke set dari saat reading, saya lihat baca skrip tentang karakternya, saya lihat orang per orang saat mereka tampilkan karakternya, saya hanya ngikuti aja gitu,” kata Yayan Ruhian.