<i>Dear</i> Laura Anna, Terimakasih Sudah Memberi 5 Pelajaran dari  Pacaran Tidak Sehat dengan Gaga Muhammad
Ilustrasi gaya pacaran (Unsplash/Kelly Sikkema)

Bagikan:

JAKARTA – Laura Anna menggugat kekasihnya secara hukum untuk meminta pertanggungjawaban atas kecelakaan yang dialami pasangan ini pada 8 Desember 2019. Kecelakaan terjadi setelah keduanya, Laura Anna dan Gaga Muhammad, mengonsumsi minuman memabukkan. Dalam kecelakaan tersebut, Laura mengalami cedera saraf tulang belakang yang berujung pada kelumpuhan. Namun tak ada itikad baik dari Gaga Muhammad untuk memberikan support pada Laura Anna.

Kabar duka meliputi, Laura Anna meninggal dunia pagi tadi, Rabu, 15 Desember, pukul 09.22. Kabar ini disampaikan oleh Shandy Purnamasari di akun media sosialnya. Saat ini, Gaga mendekam di hotel prodeo menantikan proses sidang.

Berangkat dari kabar duka dan relasi yang tidak sehat, ada hal yang bisa dijadikan pelajaran. Hubungan pacaran yang sehat adalah hubungan yang diidamkan setiap orang. Tetapi, apabila tidak berpijak pada empati, saling mendukung, dan saling men-support, apakah hubungan asmara masih tergolong sehat?

Mengutip dari nukilan tulisan oleh psikolog klinis dan speaker di Georgetown University, Andrea Bonior, Ph.D., ini pelajaran yang didapat dari hubungan yang enggak sehat dan tanda perlu mengakhiri hubungan tersebut.

1. Masalah perlu diselesaikan berdua

Hubungan pacaran yang sehat membuat setiap orangnya merasa bahagia. Tetapi apabila hanya salah satu orang yang berkontribusi, pun berandai-andai dan kerap menggunakan frasa ‘jika saja’, menurut Bonior adalah pertanda bahwa pasangan ini tidak akan pernah benar-benar cocok jika bersama.

Masalah dalam asmara, tentu yang berkaitan dengan hubungan, perlu diselesaikan berdua. Jangan sampai hanya membebankan pada satu orang saja, karena tidak akan membuat masalah tersebut terpecahkan tetapi menjadi semakin mengganggu.

2. Harus saling mengerti

Mungkin seseorang merasa dicintai oleh pacarnya dalam kondisi tertentu saja. Atau seseorang yang lain tidak menjadi diri sendiri dan berpura-pura untuk mendapatkan cinta pasangannya. Menurut Bonior, jika cinta tidak setara antara kedua orang yang berpacaran bisa menghalangi kedekatan emosional. Jenis keterputusan emosional ini dapat menyebabkan kesepian yang mendalam.

Artinya, saling mengerti dan menjadi diri sendiri itu penting dalam sebuah hubungan asmara. Jika tak ada hal mendasar tersebut, maka baiknya bersikap bijak untuk mengakhiri hubungan saja.

3. Pacaran perlu memberi dan menerima

Ini bukan hal materiil, tetapi menyangkut hal terkecil namun esensial yaitu proses timbal balik yang sama dan sempurna dalam hubungan. Hubungan yang sehat, menurut Bonior, adalah hubungan yang fleksibel dan tidak berbelit-belit.

Jika pacar membuatmu lelah dan proses timbal balik enggak didapat, maka bisa membuat frustasi. Saran, Bonior, jika ada sesuatu yang tidak beres mungkin bisa diperbaiki. Namun jika sulit untuk memecah situasi tersebut berdua, saatnya mengambil keputusan.

4. Memiliki konflik itu wajar

Karena saling timbal balik, bahkan dalam hal terkecil misalnya saling mendukung dan suportif, hubungan pacaran bisa jadi lebih sehat. Bukan berarti hubungan yang sehat tidak mengalami konflik lho. Tetapi hubungan pacaran yang sehat bisa menyelesaikan konflik secara sehat pula.

Konflik bisa meningkatkan kedekatan emosional, tetapi konflik juga bisa jadi bumerang jika salah satu dari pasangan tidak berkontribusi untuk menyelesaikannya secara tanggung jawab.

5. Pacaran sehat membuat seseorang lebih berkembang

Pacaran yang sehat tidak saling menyakiti. Pacaran yang membuat seseorang jadi lebih berkembang dan tidak melemahkan satu sama lain. Bonior dilansir Psychology Today, menuliskan bahwa ada kata-kata ajaib yang kerap terlupa. Seperti mengucapkan permintaan maaf yang merupakan itikad untuk menjadi lebih baik dan menerima konsekuensi untuk memperbaiki kesalahan.