Realisasi Program PEN untuk UMKM dan Korporasi Masih Jauh dari Target, Ini Penjelasan Menko Airlangga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

Bagikan:

JAKARTA - Realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk dukungan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM dan korporasi masih jauh dari target. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan rendahnya realisasi tersebut karena terkendala reimbursement atau pengembalian dan regulasi.

Adapun realisasi untuk program dukungan UMKM dan koperasi hingga 22 Oktober tercatat baru tersalurkan 38,9 persen atau sekitar Rp63,20 triliun dari total pagu sebesar Rp162,40 triliun.

"Dari berbagai program yang masih 40 persen itu adalah subsidi bunga KUR yang realisasinya baru 40 persen. Namun kalau kita lihat ini masih menunggu realisasi reimbursement saja. Sedangkan KUR-nya sudah dilaksanakan. Tadi disampaikan oleh Pak Wamen (Keuangan) bahwa ini sudah di dalam proses," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 26 Oktober.

Selain itu, kata Airlangga, yang juga masih jauh realisasinya dari target adalah Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk enam BUMN. Menurut dia, hal ini karena terkendala harus menunggu regulasinya terlebih dahulu.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan jika Peraturan Pemerintah (PP) tersebut sudah diterbitkan, maka dana tersebut bisa langsung terserap.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) ini mengaku optimis dana sebesar Rp63 triliun untuk keenam perusahaan pelat merah tersebut akan terserap dalam waktu yang relatif cepat, ketika PP-nya sudah diterbitkan.

"Biasanya tinggal menunggu regulasinya saja, sehingga PP-nya kalau itu diterbitkan, dia akan langsung terserap," ujarnya.

Sekadar informasi, enam perusahan pelat merah yang menerima PMN yakni pertama, PT Hutama Karya sebesar Rp6,2 triliun. Adapun dana tersebut peruntukannya sebagai kelanjutan pembangunan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) untuk 3 ruas tol yaitu Kuala Tanjung-Parapat, Lubuk Linggau Bengkulu, dan Sigli-Banda Aceh.

Kedua, PT PAL Indonesia (Persero) yang memperoleh PMN senilai Rp1,28 triliun. Pendanaan tersebut untuk penugasan dalam hal teknologi pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal selam.

Ketiga, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang telah menerima PMN sebesar Rp5 triliun. Adapun dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan transmisi, gardu induk, dan distribusi listrik masuk desa.

Keempat, PT PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) untuk mendukung penyediaan dana murah jangka panjang kepada penyalur KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan porsi pendanaan 25 persen mendapatkan PMN Rp2,25 triliun

Kelima, PT Pelindo III (Persero) sebesar Rp1,2 triliun sebagai pendanaan bagi pengembangan Pelabuhan Benoa untuk mendukung program Bali Maritime Tourism Hub.

Terakhir, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) telah menerima PMN sebesar Rp970 miliar. Dana akan digunakan untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.