Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan bahwa realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai dengan 17 Desember 2021 mencapai Rp533,60 triliun atau 71,6 persen dari pagu Rp744,77 triliun.

“Realisasi ini naik Rp123,62 triliun dari realisasi kuartal III 2021 yang sebesar Rp409,98 triliun,” ujarnya saat menggelar konferensi pers daring dikutip Selasa, 21 Desember.

Menurut Airlangga, nilai serapan terbesar terdapat pada klaster perlindungan sosial (perlinsos) dengan Rp161,17 triliun.

Disusul kemudian oleh klaster kesehatan sebesar Rp147,44 triliun, program prioritas Rp87,47 triliun, dukungan UMKM dan korporasi sebesar Rp74,36 triliun, serta klaster insentif usaha Rp63,16 triliun.

“Akan tetapi secara persentase serapan yang paling besar adalah klaster insentif usaha dengan 100,5 persen,” tuturnya.

Secara terperinci, Airlangga menjelaskan realisasi klaster kesehatan yang sebesar Rp147,44 triliun yang utama adalah untuk diagnostik (testing dan tracing) realisasi sebesar 69,4 persen atau Rp3,13 triliun, therapeutic (insentif dan santunan nakes) sebesar Rp16,43 triliun atau 86,8 persen dan vaksinasi (pengadaan dan pelaksanaan) sebesar 51,6 persen atau Rp29,95 triliun.

Sementara itu, realisasi dari klaster perlinsos yang sebesar Rp161,17 triliun, antara lain digunakan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 98,1 persen atau Rp27,76 triliun dari pagu Rp28,31 triliun, Kartu Sembako sebesar 93,3 persen atau Rp46,54 triliun dari pagu Rp49,89 triliun, BLT Desa sebesar 69,8 persen atau Rp20,09 triliun dari pagu Rp28,80 triliun, dan Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar 89,1 persen atau Rp7,84 triliun dari pagu Rp8,80 triliun.

Diperkirakan proyeksi Capaian Realisasi Program PEN sampai akhir tahun 2021 sebesar Rp673,2 triliun atau 90,3 persen dari pagu, dengan capaian tertinggi pada klaster insentif usaha (113,9 persen).

“Sekarang ini, proyeksi capaian realisasi Program PEN 2021 sekitar 90 persen, artinya ada 10 persen sisa anggaran Program PEN yang mungkin bisa digunakan tahun depan sebagai buffer untuk Program PEN, terutama klaster Perlinsos,” pungkas Menko Airlangga.