Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui bahwa varian omicron COVID-19 bisa saja menjadi tekanan berat bagi sektor kesehatan dan ekonomi pada 2022 mendatang.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah telah menyiapkan skenario antisipasi guna mencegah dampak yang lebih buruk. Salah satu yang kini dioptimalkan adalah penyediaan anggaran untuk digunakan tahun depan.

“Tadi dalam rapat dengan Bapak Presiden kami sampaikan beberapa skenario. Jadi kalau skenarionya ini tergantung dari efek omicron. Jika ada efek yang mirip dengan varian delta, maka pemerintah menyiapkan ruang fiskal untuk penanganan covid dan pemulihan ekonomi nasional adalah sebesar Rp52 triliun,” ujarnya ketika berbicara dalam konferensi pers secara daring, Senin, 20 Desember kemarin.

Meski demikian, Airlangga berharap jika dampak varian asal Afrika itu tidak terlalu merusak sehingga sejumlah indikator target dapat dicapai pada satu tahun mendatang.

“Tentu kalau ini semua terkendali kita berharap pertumbuhan ekonomi sesuai dengan apa yang direncanakan dalam APBN 2022 yaitu 5,2 persen,” tuturnya.

Seperti yang diketahui, varian delta yang menyerang pada tengah tahun ini menyedot cukup banyak sumber daya. Pada awal 2021, pemerintah menyediakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp699,4 triliun.

Jumlah ini kemudian naik menjadi Rp744,7 triliun sebagai respon atas peningkatan kasus harian akibat merebaknya varian delta.

Adapun, hingga 10 Desember realisasi dana PEN adalah sebesar Rp519,69 triliun atau setara 69,8 persen dari pagu yang disediakan. Sementara PEN 2022 direncanakan berjumlah Rp414 triliun.