Bagikan:

JAKARTA - Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengungkapkan sebanyak 4,5 pekerja di Amerika Serikat (AS) menolak kembali untuk bekerja dari kantor atau work from office (WFO). Alasannya, mereka telah nyaman bekerja di rumah atau work from home selama pandemi COVID-19.

Menurut Faisal, perubahan pola perilaku kerja ke depan akan terus terjadi dan sifatnya cenderung menetap. Sehingga untuk mempertahankan bisnis, perusahaan pun harus terus beradaptasi dengan cepat.

"Pekerjaan dan cara kita bekerja juga berubah, hari ini kita dengar 4,5 juta pekerja AS tidak mau lagi balik ke kantor, mau remote work saja," tuturnya dalam diskusi virtual, Rabu, 13 Oktober.

Faisal mengatakan untuk menghindar dari ancaman kebangkrutan yang sudah di depan mata, perubahan model usaha pun harus dilakukan negara dalam waktu yang cepat.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan hanya negara-negara yang bisa masuk dalam perdagangan internasional atau pada rantai pasok dunia yang mampu keluar dari ancaman kebangkrutan.

Karena itu, Faisal pun mendesak pemerintah untuk lebih adaptif terhadap dinamika ekonomi yang terus berkembang saat ini.

"Jadi negara-negara yang survive (bertahan) adalah negara-negara yang mengandalkan perdagangan intra-industri merupakan bagian dari global supply chain," jelasnya.

Tak hanya itu, Faisal mengatakan, pemerintah harus mempercepat proses transformasi struktural yang sedang dilakukan. Penerapan teknologi dan talenta digital segera dipersiapkan agar mampu bersaing.

"Karena teknologi mau tidak mau akan merespons krisis, pengalaman sejarah menunjukkan seperti itu," tuturnya.