JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri mengaku, melihat keanehan data turis yang masuk ke Indonesia per September 2020. Hal ini berangkat dari jumlah kunjungan wisatawan yang masuk lewat Bandara Sam Ratulangi Manado meningkat drastis, bahkan menempati urutan nomor dua setelah Bandara Soekarno-Hatta.
Padahal, kata Faisal, sebelum pandemi COVID-19 kedatangan turis mancanegara melalui Bandara Sam Ratulangi sangat sedikit, dan lebih banyak ke Bandara Ngurah Rai, Bali. Sebab, Bali merupakan daerah wisata.
"Ini ada kita kecolongan lagi. Sekarang Bandara Sam Ratulangi nomor dua setelah Soekarno-Hatta, Juni (wisatawan) ke Bali cuma 10 orang, dan ke Sam Ratulangi 267 orang. Pada september 8 orang ke Bali dan ke Sam Ratulangi 2.174 orang. Ini turis? Ya enggak mungkin. Ini pekerja China," tuturnya, dalam diskusi virtual, Rabu, 4 Oktober.
Faisal lantas mempertanyakan, mengapa pemerintah diam saja menghadapi ribuan pekerja China yang masuk ke Indonesia. Apalagi, saat ini banyak masyarakat yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
Padahal, kata Faisal, pemerintah mengatakan hadirnya UU Omnibus Law Cipta Kerja akan membuka lapangan kerja yang lebih luas untuk masyarakat Indonesia. Namun, nyatanya justru malah mempersulit.
"Kenapa kita diam saja? Kok enggak ada yang teriak? Kok enggak ada yang merasa aneh? Katanya UU Cipta Kerja, tapi menggembosi lapangan kerja Indonesia. Mereka ini ya (masuk) September, Oktober belum keluar datanya," tuturnya.
Faisal mengatakan, tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia dengan tujuan ke Morowali. Kedatangannya menggunakan carter pesawat. Berdasarkan pernyataan Menko Marves Luhut Bisar Pandjaitan, kata Faisal, mereka adalah tenaga ahli.
BACA JUGA:
Namun, Faisal mengatakan, saat menyelidiki para tenaga kerja China tersebut melalui situs PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), pekerja tersebut bukan pekerja yang memiliki kemampuan khusus. Melainkan, pekerja kasar.
Bahkan, kata Faisal, per September PT VDNI membuka lowongan pekerjaan untuk 607 pekerja, dengan syarat pendidikan minimal lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Diperkirakan pekerja tersebut akan datang ke Indonesia di bulan Oktober.
"Di website itu tamatan SMP paling banyak atau SMA dan ketiga adalah sekolah teknik, usianya di bawah 45 tahun. Gajinya 7.000 yuan sampai 24 ribu yuan. Jabatannya apa keamanan, pekerja bongkar muat, koki, pengemudi eskafator, manajer gudang, ahli statistik, montir operator. Ini partai oposisi ke mana? DPR ke mana? Katanya melindungi rakyat, enggak ada yang membela mereka itu," ucapnya.