Faisal Basri Sebut 10 Besar Tujuan Ekspor Indonesia adalah ke Negara Tetangga: Ke China Paling Besar
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom senior Indef Faisal Basri mengatakan bahwa ada perubahan tren perdagangan internasional. Perubahan yang dimaksud adalah perdagangan yang kembali ke basic. Artinya perdagangan dilakukan antar sesama negara tetangga.

Faisal mencontohkan, Amerika porsi ekspornya paling banyak ke Kanada, dan posisi kedua adalah Mexico. Begitu juga dengan Kanada, di mana ekspor nomor satunya ke Amerika.

"Ada yang menarik (perdagangan) kembali ke basic. Dalam perdagangan internasional sekarang yang paling intens adalah sesama tetangga, dagang sesama tetangga," ucapnya dalam webinar, Jumat, 8 Oktober.

Sementara untuk Indonesia, kata Faisal, sebagian besar ekspor barang-barang dilakukan ke China. Kemudian, Amerika, Jepang, Singapura, India maupun Malaysia. Berdasarkan data yang dirinya miliki, Faisal mengatakan 9 dari 10 besar negara tujuan ekspor Indonesia adalah negara-negara Asia.

"Ternyata dari top ten ini, 9 di Asia. Jadi kita perkuat Asia-nya, kita perkuat ASEAN-nya. Kita dagang sesama dengan ASEAN. Ini relatif kecil intra ASEAN trade kita kecil. Karena itu jangan terlalu jauh mencari kawan, kawan dekat ditinggalkan," ucapnya.

Faisal menekankan bahwa potensi perdagangan internasional dengan negara ASEAN sangat besar potensinya. Karena itu, negara-negara Asia seperti Jepang dan India juga tidak boleh ditinggalkan oleh Indonesia.

"Potensinya luar biasa ASEAN dan juga tentu saja negara-negara Asia lainnya seperti Jepang tidak bisa kita tinggalkan, India satu kekuatan besar sekarang di dunia ini. Kemudian kalau itu tadi perdagangan sekarang kita lihat per kawasan itu Asia lebih dari 2/3, bahkan pada tahun 2020 Ekspor kita ke Asia yaitu 70," katanya.

Namun, kata Faisal, untuk Oseania, Australia dan New Zealand masih kurang akrab dengan Indonesia. Karena itu, dia berharap mudah-mudahan dengan adanya perjanjian dagang dengan Australia, ekspor ke negara Kanguru tersebut bisa meningkat.

Faisal mengatakan bahwa ASEAN sangat penting untuk Indonesia di masa depan dan Indonesia ditunggu leadership-nya untuk membangun ASEAN menjadi satu kesatuan ekonomi tanpa harus terlalu lama menunggu di forum multilateral.

Apalagi, kata Faisal, Indonesia memiliki komposisi ekspor dan impor yang seimbang dengan Asia. Sehingga dapat mitra setara dengan Asia.

"Karena itu saya menghimbau kembali mudah-mudahan Pak Jokowi mau menempatkan, memimpin ASEAN bukan memimpin dalam artian formal saja, tapi sumber inspirasi, sumber persatuan dan sumber gagasan-gagasan baru," jelasnya.

Di samping itu, menurut Faisal, geografis menjadi semakin penting dalam perdagangan internasional. Menurut dia, syarat agar bisa berdagang dengan tetangga adalah ekonominya harus terintegrasi terlebih dahulu.

"Kebetulan Indonesia ini menjadi jalur perdagangan strategis di dunia di sini kita lihat Selat Malaka luar biasa. Kemudian betapa uniknya Indonesia tidak ada yang mirip sekalipun dengan Indonesia geografisnya," tuturnya.

"Indonesia punya 17 ribu pulau lebih, dua pertiganya adalah lautan, garis pantainya terpanjang kedua di dunia, kita menggunakan sebutan tanah air. Laut lah yang mempersatukan. Sadarilah bahwa laut yang mempersatukan pulau-pulau kita, sehingga bisa mengintegrasikan perekonomian domestik," jelasnya.