Nilai Ekspor Capai Rp7,5 Triliun, Menperin Agus Gumiwang Dorong Anak Muda Terjun ke Industri Batik
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Tangkap layar Youtube Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong kalangan muda untuk terlibat dalam industri batik di dalam negeri. Pasalnya, nilai komersial dari produk tersebut cukup besar dan berpotensi menjadi kontributor penting bagi perekonomian nasional.

Dalam catatannya, capaian ekspor batik pada sepanjang 2020 adalah sebesar 532,7 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,5 triliun (kurs Rp14.230).

“Industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional dan kita merupakan berhasil market leader pasar batik dunia,” ujarnya dalam webinar Puncak Peringatan Hari Batik Nasional, Rabu, 6 Oktober.

Menurut Menperin, kesempatan terjun ke sektor yang sarat nilai budaya itu cukup terbuka lebar. Sebab, banyak diantara pelaku usaha perbatikan nasional yang telah memasuki usia senja. Selain itu, sektor ini juga butuh sentuhan teknologi dalam mengoptimalkan kegiatan bisnisnya.

“Kami memandang bahwa perlu ada upaya serius untuk mempercepat regenerasi batik di Indonesia. Ini tentunya harus digencarkan di generasi muda dengan menumbuhkan minat dan keterampilan mereka untuk terjun ke industri batik,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menperin mengungkapkan jika pemerintah sudah melakukan sejumlah langkah strategis untuk merealisasikan hal tersebut.

“Kemenperin sendiri melalui balai besar kerajinan dan batik terus-menerus melakukan berbagai kegiatan seperti pendidikan, pengembangan desain, dan promosi agar perkembangan batik indonesia memiliki daya saing global serta diminati pasar,” ucap dia.

Di samping potensi yang menjanjikan, sektor ini disebut Menperin kebanyakan digagas oleh para pelaku ekonomi kerakyatan alias skala kecil. Kondisi ini pula yang menjadikan industri batik memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menyerap tenaga kerja.

“Industri kerajinan dan batik juga merupakan salah satu sektor yang membuka lapangan kerja karena didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) yang terhitung ada sekitar 47 unit usaha di 101 sentra batik di Indonesia,” tegasnya.

Meski demikian, Menperin mengakui masih ada sederet pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar industri batik bisa melaju kencang dan menjadi bidang yang diminati oleh kalangan muda.

“Kami akan mencoba meningkatkan promosi batik Indonesia secara global. Pemerintah bersama dengan dengan Yayasan Batik Indonesia serta para pelaku usaha akan insentif bahkan mungkin masif untuk melakukan promosi batik di kota-kota besar dunia, seperti New York, London, Tokyo, dan lainnya. Saya pastikan jajaran Kementerian Perindustrian akan mengeksplorasi bagaimana untuk membantu dalam melakukan promosi-promosi batik di negara-negara dunia,” tutup Menperin Agus Gumiwang.