Selama Pandemi COVID-19 Ada Peralihan Pola Belanja, Orang Pilih Beli Mebel karena Tak Bisa Liburan
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 dan segala kebijakan mengenai pembatasan kegiatan yang dikeluarkan pemerintah membuat masyarakat tak dapat melakukan mobilitas dengan leluasa. Bahkan, memaksa masyarakat untuk tidak berwisata atau liburan. Mereka pun mengalihkan alokasi anggaran liburannya untuk mempercantik rumah dengan membeli produk mebel.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri furniture dan kerajinan selama pandemi COVID-19 mampu bertahan dan terselamatkan akibat perubahan pola belanja masyarakat. Uang yang biasa digunakan masyarakat untuk berlibur kini dialihkan untuk kebutuhan menata dan renovasi rumah.

"Salah satu faktornya adalah adanya reorganisasi yang signifikan belanja rumah tangga masyarakat. Akibat adanya pandemi yaitu peralihan dari hiburan pariwisata transportasi ke sektor lain seperti produk teknologi, kebutuhan rumah tangga dan renovasi rumah," tuturnya dalam acara Indonesia International Furniture Expo (Ifex) Virtual Showroom, Senin, 20 September.

Kata Agus, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furniture, baik secara ekspor maupun pasar dalam negeri.

"Hal ini terlihat dari kinerja ekspor tahun 2020, produk furniture yang mengalami peningkatan dengan nilai 1,91 miliar dolar AS atau meningkat 7,6 persen dari tahun 2019 yaitu senilai 1,77 miliar dolar AS. Negara tujuan ekspor terbesar Indonesia tahun 2020 adalah Amerika, Jepang, Belanda Belgia dan Jerman," tuturnya.

Agus melanjutkan, secara khusus industri furniture di masa pandemi COVID-19 pada kuartal I 2020 mengalami kontraksi yang cukup besar yaitu minus 7,28 persen. Namun di kuartal I 2021 industri furniture telah bangkit dan tumbuh positif sebesar 8,04 persen.

"Ujian pandemi yang sampai saat ini masih kita hadapi menuntut kita untuk terus melakukan inovasi-inovasi cerdas dan efektif. sehingga industri bisa terus bertahan dan berkembang dalam hal ini khususnya bidang industri furniture dan kerajinan," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa produk mebel dan kerajinan Indonesia sudah terbukti kualitasnya. Karena itu, tak heran jika komoditas ini mendapat sambutan baik dari berbagai negara di dunia.

"Produk mebel dan kerajinan Indonesia merupakan salah satu ekspor andalan yang sudah diakui kualitasnya dan sudah mendominasi pasar global mulai dari Amerika Serikat, Timur Tengah, hingga Jepang," katanya.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan selama periode Januari hingga Agustus 2021 nilai ekspor produk mebel Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan tahun ke tahunnya sebesar 29 persen menjadi 1,88 miliar dolar AS.

"Di periode yang sama nilai ekspor kerajinan kita juga tumbuh 23 persen menjadi 5,8 miliar dolar AS," ucapnya.

Lutfi berharap perhelatan IFEX Showroom 2021 dapat mendorong industri mebel dan kerajinan Indonesia dapat bergeliat kembali di masa pandemi COVID-19 ini. Ia juga berharap perhelatan berjalan dengan sukses.

"Serta dapat ikut mendorong sektor ekonomi sekaligus mempromosikan produk mebel dan kerajinan Indonesia ke pasar global. Saya juga mengundang para pelaku usaha mebel dan kerajinan untuk ikut menyukseskan trade expo Indonesia ke-36 yang akan dilaksanakan pada 21 Oktober hingga 20 Desember 2021 secara virtual," katanya.