JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) bisa terus bangkit setelah pelonggaran PPKM diberlakukan seiring dengan semakin terkendalinya kasus COVID-19 di dalam negeri.
Menurut dia, meskipun tergolong industri yang terkena hard hit dirinya yakin program restrukturisasi mesin dan peralatan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor TPT.
“Apalagi pada Agustus, kontraksi di sektor manufaktur sebagai dampak penerapan PPKM sudah mereda, hal ini nampak pada Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di posisi 43,7 di bulan Agustus. Meningkat dari posisi 40,1 dari Juli lalu,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti yang dikutip pada Kamis, 2 September.
Menperin menambahkan, guna mendorong sektor PTP semakin kencang pihaknya menginisiasi Program restrukturisasi mesin/peralatan pada industri penyempurnaan dan pencetakan kain.
“Program ini kami luncurkan sebagai salah satu insentif bagi sektor industri TPT untuk meningkatkan kinerja di masa pandemi, serta sebagai bagian dari implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tuturnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, sektor TPT merupakan salah satu kelompok industri yang dikategorikan sebagai industri strategis dan prioritas nasional sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Industri ini disebutkan menjadi penghasil devisa dengan nilai ekspor pada 2020 sebesar 10,55 miliar dolar AS dan menyerap tenaga kerja sejumlah 3,43 juta orang.
Pada triwulan II 2021, kinerja sektor TPT masih mengalami kontraksi sebesar minus 4,54 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y), meskipun mengalami sedikit perbaikan sebesar 0,48 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun begitu, ekspor sektor ini pada Januari-Juni 2021 meningkat 13 persen menjadi 5,87 miliar dolar AS.