Bagikan:

JAKARTA - Pengembang properti PT Sentul City Tbk berhasil memperoleh lonjakan kinerja di semester I 2021. Pendapatan dan laba emiten berkode saham BKSL tersebut tumbuh signifikan pada enam bulan pertama tahun ini.

Dalam laporan keuangan Sentul City, dikutip, Rabu 1 September, perusahaan milik Isabella Djohan ini membukukan lesatan pendapatan 1.420 persen menjadi Rp2,42 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp159,30 miliar.

Alhasil Sentul City berbalik laba menjadi Rp294,46 miliar pada semester I 2021. Berbalik dengan posisi rugi neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2020 senilai Rp234,49 miliar.

Adapun, kenaikan pendapatan utamanya ditopang oleh lonjakan penjualan lahan siap bangun, rumah hunian, ruko, dan apartemen sebesar 2.975 persen menjadi Rp2,32 triliun dari sebelumnya Rp75,54 miliar.

Sedangkan pendapatan hotel, restoran, dan taman hiburan naik 27,83 persen menjadi Rp58,38 miliar dari sebelumnya Rp45,67 miliar dan pendapatan pengelolaan kota naik 5,72 persen menjadi Rp40,26 miliar dari sebelumnya Rp38,08 miliar.

Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto mengatakan, di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang dilanda efek negatif pandemi COVID-19 dan terpuruknya daya beli konsumen, perseroan telah berhasil melaksanakan ekspansi bisnis serta langkah-langkah perbaikan kinerja di semester I 2021.

"Seperti penghematan biaya dan penjualan aset strategis sehingga pendapatan perseroan di semester I/2021 sebesar Rp2,4 triliun, sudah melampaui total penjualan keseluruhan 2020 sebesar Rp452 miliar," kata Tjetje dalam keterangan tertulisnya.

Tjetje menunjukkan penunjang utama kenaikan pendapatan perseroan salah satunya berasal dari penjualan properti investasi yakni AEON Mall yang negosiasinya sudah direncanakan sejak lama.

Hal ini disebut menjadi bukti bahwa perseroan masih mendapat kepercayaan yang baik dari investor berskala internasional yakni investor Jepang yang sangat selektif dalam mengambil keputusan bisnisnya.

Selanjutnya, perseroan mampu menurunkan total liabilitas sebesar 21 persen sejak awal tahun menjadi Rp6,4 triliun dari sebelumnya Rp8,1 triliun. Dari jumlah tersebut liabilitas jangka pendek turun sebesar 5,3 persen ytd menjadi Rp3,09 triliun.

Tjetje menjelaskan realisasi tersebut menggambarkan bahwa perseroan tetap berkomitmen dalam memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga sehingga berdampak pada penurunan kewajiban perseroan yang cukup signifikan.

Ke depannya, Tjetje mengatakan Sentul City akan tetap fokus mengembangkan wilayah perkotaan hijau yang inovatif dan berkesinambungan dengan memberikan kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung untuk "live, play, work & visit".

Adapun, Sentul City akan mengembangkan kawasan baru di area sekitar 250 hektare. Di sana, perseroan kembali membuka peluang kerjasama dalam bentuk mitra strategis dengan beberapa pengembang.

"Didukung dengan masterplan yang terpadu dan fasilitas-fasilitas yang menarik, Perseroan berkomitmen untuk menjadikan Sentul City sebagai tujuan utama hunian, pariwisata, dan investasi yang mendukung pengembangan wilayah Sentul Selatan dan sekitarnya dengan konsep one stop living," tutup Tjetje.