JAKARTA - Pengembang properti milik konglomerat Stella Isabella Djohan, PT Sentul City Tbk (BKSL) berencana menggelar penambahan modal dengan memesan hak efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Rencananya, Sentul City akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 100.625.500.000 saham BKSL Seri D baru dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per saham.
Sentul City belum memberikan informasi terkait harga pelaksanaan rights issue. Begitu pula dengan jadwal pelaksanaan.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis 24 Februari, manajemen Sentul City menyebutkan, harga pelaksanaan rights issue akan ditentukan dengan mengacu pada ketentuan seperti diatur dalam peraturan BEI.
Sementara pelaksanaan rights issue akan dilakukan dalam jangka waktu yang tepat dan wajar namun tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal penerimaan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dengan menggunakan asumsi harga pelaksanaan rights issue digelar di harga penutupan saham BKSL kemarin, Selasa 22 Februari, di harga Rp56 per saham, Sentul City berpotensi meraup dana segar sebesar Rp5,6 triliun.
BACA JUGA:
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek, akuisisi lahan strategis untuk memperbesar landbank, serta pembiayaan modal kerja dan pengembangan usaha.
Sentul City akan meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPSLB yang akan digelar pada 1 April 2022.
Menurut manajemen Sentul City, rencana rights issue ini akan memperkuat permodalan, menurunkan jumlah kewajiban jangka pendek dan meningkatkan likuiditas, serta menambah jumlah landbank.