Ada Kabar Baik dari Kepala Bappenas Suharso Monoarfa: Sejak 2013 Angka Stunting di Tanah Air Konsisten Turun
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah menargetkan bisa memberantas kekurangan gizi dan stunting di Tanah Air. Karena itu, stunting masuk dalam program prioritas pemerintah dalam RPJMN 2020-2024.

Stunting dinilai menentukan kualitas manusia di masa depan. Berdasarkan data Bappenas, angka stunting nasional terus mengalami penurunan sejak 2013.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan World Bank pada 2020 mengeluarkan human capital index yang mengukur potensi produktivitas optimum individu di masa depan yang antara lain ditentukan dari peluang hidup anak hingga usia 5 tahun, kualitas dan kuantitas pendidikan serta kesehatan.

"Nilai human capital index Indonesia tahun 2020 adalah 0,54 dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 0,88. Angka ini menggambarkan bahwa balita Indonesia saat ini hanya akan mencapai 54 persen dari potensi maksimalnya di masa dewasa. Jika permasalahan ini dapat diatasi, maka generasi ke depan lebih produktif berdaya saing dan cita-cita untuk meraih bonus demografi Insyaallah tercapai," ucapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional 'Bergerak Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting' secara virtual, Senin, 23 Agustus.

Suharso mengatakan dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi setengahnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari 27,67 persen 2019 menjadi 14 pada tahun 2024.

"Data research kesehatan dasar menunjukan bahwa sejak 2013 angka stunting nasional secara konsisten menurun. Oleh karena itu dengan semangat kerja keras target RPJMN tersebut dapat kita capai," tuturnya.

Menurut Suharso, upaya penurunan stunting juga selaras dengan sustainable development goals (SDG's) untuk mengakhiri segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030. Sebab, permasalahan stunting merupakan permasalahan multidimensional sehingga diperlukan upaya lintas sektor secara terintegrasi dari tingkat pusat, daerah, hingga desa.

"Kita semua memahami bahwa percepatan penurunan stunting dilakukan dengan pendekatan intervensi spesifik dan sensitif. Ibarat memanah, maka anak panah harus mengarah ke jantung persoalan. Target penurunan stunting adalah mempertajam intervensi spesifik dan sensitif," ucapnya.

Bappenas, kata Suharso, juga melakukan exercise yang hasilnya jika seluruh intervensi spesifik seperti asi eksklusif, pemberian makanan tambahan baik kepada ibu hamil dan balita, dapat mencapai coverage dan compliance 90 persen. Maka stunting akan turun dengan cepat.

"Intervensi sensitif merupakan prasyarat bagi intervensi spesifik. Beberapa intervensi sensitif juga besar pengaruhnya pada penurunan stunting seperti cakupan air bersih, sanitasi, dan imunisasi. Khusus imunisasi, ini sangat penting untuk menurunkan infeksi pada anak. Karenanya, imunisasi dasar lengkap menjadi salah satu kunci penurunan stunting," tuturnya.

Suharso mengatakan, saat ini cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru mencapai 57,9 persen. Masih jauh dari target RPJMN sebesar 90 persen pada 2024. Karena itu, kata dia, Indonesia harus meningkatkan cakupan dan memperluas jenis vaksinasi untuk mendukung penurunan stunting.

Lebih lanjut, kata Suharso, Perpres Nomor Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting merupakan sebuah penegasan mengenai pentingnya menurunkan stunting dan penugasan bagi kementerian/lembaga (K/L), dan pemerintah daerah (Pemda) untuk melaksanakan intervensi secara terintegrasi.

"Perpres ini memberikan tugas agar setiap intervensi yang kita lakukan benar-benar deliver dan dimanfaatkan oleh target sasaran di tingkat individu dan rumah tangga. Untuk itu dibutuhkan koordinasi yang kuat, mulai dari perencanaan, implementasi, pemantauan, dan evaluasi kegiatan. Setiap intervensi harus direncanakan, dibiayai, dan dipantau sehingga betul-betul tercapai," ujarnya.

Menurut Suharso, Pemda harus menjadikan stunting sebagai prioritas pembangunan, menetapkan target ambisius dalam RPMJD, maupun RKPD. Memberikan anggaran cukup dari belanja daerah serta menjamin konvergensi dan kesamaan sasaran dari setiap organisasi perangkat daerah.

"Pemda hendaknya berlomba melakukan inovasi dan upaya terbaik untuk dapat menurunkan stunting. Legacy pemda adalah menjadikan setiap anak yang hadir di wilayahnya bebas dari stunting dan tumbuh menjadi manusia sehat dan produktif," jelasnya.

Suharso mengatakan melalui fungsi utama perencanaan penganggaran, pemantauan dan evaluasi, Bappenas akan terus mendukung upaya konvergensi percepatan penurunan stunting dan memastikan setiap intervensi akan mencapai target sasaran.