Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024 sulit dicapai.

"Stunting yang kita harapkan di tahun 2024 yang dicanangkan bapak presiden sekitar 14 persen belum juga kita capai," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu, 5 Juni

Mengutip Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2023 angka prevalensi stunting di Indonesia masih berada di level 21,5 persen atau hanya turun 0,1 persen dibanding pada tahun 2022 yang sebesar 21,6 persen.

Suharso mengatakan, pemerintah sudah siapkan anggaran yang sudah sangat besar untuk menurunkan angka stunting.

Sebagai informasi, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp187,5 triliun pada 2024. Salah satunya untuk menurunkan angka stunting.

"Padahal anggarannya sudah cukup besar yang digelontorkan untuk stunting (tapi angka stunting nggak turun-turun)," ujarnya.

Suharso menyampaikan, tingginya target tersebut membuat pemerintah menurunkan target stunting pada tahun 2025 menjadi 18,80 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan, belanja kesehatan dalam kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2025 mencapai Rp217,8 triliun.

"Untuk mendukung kualitas kesehatan tersebut, anggaran kesehatan tahun 2025 diperkirakan antara Rp 191,5 triliun hingga Rp 217,8 triliun," ujarnya dalam Rapat Paripurna DPR RI, Senin, 20 Mei.

Adapun, Sri Mulyani menyampaikan, alokasi anggaran belanja kesehatan untuk akselerasi penurunan stunting dan kasus penyakit menular, hingga penambahan bantuan gizi bagi balita dan ibu hamil.

"Untuk mewujudkan kesehatan yang berkualitas dan mendorong efektivitas program jaminan kesehatan nasional untuk meningkatkan askes layanan kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan financial protection bagi masyarakat. Dilakukan akselerasi penurunan stunting dan kasus penyakit menular, serta penguatan fasilitas kesehatan, serta penambahan bantuan gizi bagi balita dan ibu hami," ucapnya.