JAKARTA - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia merilis hasil survei terkait dampak sosial dan ekonomi terhadap aktivitas bisnis pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang difasilitasi oleh perusahaan pembayaran digital OVO.
Pendiri CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan survei yang dilakukan oleh pihaknya mendapati OVO berperan besar bagi pelaku UMKM Indonesia.
“Dari hasil survei kami, 84 persen populasi pelaku UMKM OVO menyatakan bahwa dompet digital ini sangat membantu penjualan mereka di masa pandemi,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan pada Kamis, 12 Agustus.
Menurut Hendri, 8 dari 10 populasi mulai mengenal berbagai layanan perbankan sejak bergabung menggunakan aplikasi pembayaran digital ini.
“Bahkan, sekitar 71 persen menjadi lebih melek layanan keuangan digital setelah memanfaatkan fasilitas tersebut,” tuturnya.
Hendri menambahkan, survei ini sendiri melibatkan 2.001 merchant dengan hasil sebelum masa pandemi 68 persen pelaku UMKM mengalami peningkatan pendapatan bulanan sejak bergabung dengan OVO, dengan rerata peningkatan pendapatan 27 persen.
Kemudian, 31 persen populasi melayani lebih dari 75 kali transaksi harian, sedangkan 45 persen melayani 20 - 75 transaksi.
Hendri juga memaparkan bahwa akselerasi layanan keuangan digital bagi UMKM dapat mengurangi hambatan usaha.
“Setelah bergabung dengan OVO, 71 persen pelaku UMKM melakukan pencatatan transaksi penjualan lebih teratur dan menerima transaksi pembayaran digital, 68 persen memiliki akses lebih luas terhadap layanan keuangan, dan 51 persen mengaku lebih memahami penggunaan teknologi untuk mempertahankan usaha,” jelasnya.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan Saat ini lebih dari 1 juta pelaku UMKM telah menjadi merchant perusahaannya.
“Selain berkomitmen untuk merangkul lebih banyak pelaku usaha, masuk ke ekosistem digital nasional, kami terus berupaya menghadirkan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka, melalui pendalaman literasi keuangan digital yang secara khusus menyasar para wirausahawan Indonesia,” katanya.
Untuk diketahui, data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau senilai Rp8.573,89 triliun.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.