JAKARTA - Konglomerat pendiri Lippo Grup Mochtar Riady dinobatkan sebagai orang paling kaya ke-10 di Indonesia oleh Forbes dalam laporan terbarunya bertajuk Forbes World's Billionaires List The Richest in 2021.
Pria kelahiran 21 Mei 91 tahun lalu itu dikenal luas oleh publik Tanah Air sebagai salah satu pengusaha senior dengan gurita bisnis yang menjalar ke berbagai sektor. Tercatat, Mochtar Riady bergerak melalui setidaknya empat lini usaha Lippo yang hari ini terus berkembang.
Pertama, jasa keuangan yang meliputi aktivitas perbankan, reksadana, asuransi, manajemen asset, dan sekuritas.
Kedua, pembangunan infrastruktur seperti pembangkit tenaga listrik, produksi gas, distribusi, pembangunan jalan raya, pembangunan sarana air bersih, dan prasarana komunikasi.
Tiga, bidang industri yang meliputi industri komponen elektronik, komponen otomotif, industri semen, porselen, batu bara dan gas bumi.
Serta keempat adalah sektor properti dan urban development, berupa kota satelit terpadu, perumahan, kondominium, pusat hiburan dan perbelanjaan, perkantoran serta kawasan industri.
Jika masih bingung, mungkin pembaca lebih familiar dengan nama-nama macam First Media, Berita Satu, Matahari Department Store, Hypermart, Foodmart, hingga OVO. Deretan brand tersebut merupakan sedikit dari merek dagang yang diinisiasi maupun dikuasai oleh Lippo Grup hari ini.
Namun, tentu saja salah satu sektor bisnis paling terkenal dan fenomenal yang tengah digarap oleh Klan Riady adalah Meikarta sejak 17 Agustus 2017 silam.
Lewat putra emasnya, James Riady, Lippo Grup disebut-sebut terlibat dalam pengembangan proyek properti paling ambisius di republik ini. Tidak tanggung-tanggung, nilai proyek Meikarta diyakini menembus angka Rp278 triliun.
Sebagai gambaran, pembangunan Wisma Atlet Kemayoran dengan daya tampung sekitar 22.000 orang pada 10 menaranya ‘hanya’ menelan dana sekitar Rp3,5 triliun. Jadi, bisa dibayangkan, seberapa besar nafsu Lippo untuk mewujudkan sebuah kawasan hunian terintegrasi bernama Meikarta.
Pada penghujung 2017, VOI sempat bertemu dengan James Riady dan melontarkan beberapa pertanyaan. Saat itu, dia mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kontribusi Lippo kepada pembangunan Indonesia.
“Yang kami lakukan ini adalah untuk membantu pemerintah dalam mengurangi angka backlog perumahan (selisih kebutuhan dengan persediaan),” katanya.
BACA JUGA:
Dalam dokumen yang diterima redaksi, cetak biru proyek ini merencanakan pembangunan 100 gedung dengan beragam peruntukan, seperti hunian sebanyak 250.000 unit, perkantoran, 10 hotel berbintang lima, area komersial, dan kawasan hijau seluas 100 hektar. Total lahan yang disediakan untuk merealisasikan ekspansi bisnis itu mencapai 500 hektar.
Pada September 2018 lalu, pembangunan beberapa infrastruktur telah rampung. Hal tersebut ditandai dengan serah terima 863 unit apartemen kepada konsumen untuk tower Irvine Suites dan Westwood Suites yang memiliki tinggi 42 lantai.
Namun, hasrat mewujudkan megaproyek yang namanya diambil dari ibunda James Riady, yakni Mei, dan Kota Jakarta, yakni Karta bukannya tanpa halangan.
Pembangunan Meikarta yang berlokasi di Kabupaten Bekasi itu diduga menyalahi aturan yang berlaku. Disinyalir, perizinan lahan industri yang dikantongi oleh Lippo Grup dan kemudian diubah menjadi wilayah hunian ditengarai menjadi pangkal permasalahan.
Terbaru, PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) selaku pihak manajemen Meikarta disebut tengah digugat pailit oleh PT Graha Megah Tritunggal ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 6 Oktober 2020 dengan nomor perkara 328/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst.
Meski demikian, bukan Lippo Grup namanya jika melempem dalam menghadapi dinamika bisnis. Lewat Kepala Humas PT MSU Jefrey Rawis, perusahaan memastikan bahwa sengketa hukum ini hanya berupa restrukturisasi usaha, bukan kepailitan.
“MSU berkomitmen melakukan pembangunan apartemen hingga diserahterimakan sesuai dengan Perjanjian Pembelian dan hak kepemilikan unit,” ujarnya beberapa waktu lalu seperti yang dilansir dari detik.com.
Senada, Chief Financial Officer (CFO) PT Lippo Karawaci Tevilyan Yudhistira Rusli menegaskan bahwa proses pembangunan masih terus dilanjutkan.
“Penyelesaian distrik 1 dan 2 akan terus dikejar hingga akhir 2022 dan awal 2023,” tuturnya.
Bagaimana, ingin pindah ke Meikarta?