Bagikan:

JAKARTA - Ketua Klaster Fintech Multiguna Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Rina Apriana mengatakan bahwa proyeksi penyaluran dana oleh perusahaan pinjaman online (pinjol) pada sepanjang 2021 dipercaya bakal menyentuh besaran Rp100 triliun. Menurut dia, target tersebut cukup relevan mengingat realisasi penyaluran dana tiap bulan cukup baik.

“Pencairan bulanan pada 2021 bagus. Ini bisa dilihat dari rata-rata penyaluran dana sekitar Rp10 triliun setiap bulannya. Kami yakin target tahun ini bisa menembus antara Rp80 triliun sampai dengan Rp100 triliun,” ujarnya dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Trijaya, Jumat, 6 Agustus.

Rina menambahkan, pihaknya optimistis bidikan tersebut bisa dipenuhi oleh semua fintech lending resmi yang saat ini telah mengantongi legalitas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Perputaran ini diharapkan bisa dicapai oleh 121 platform lending resmi OJK,” tutur dia.

Lebih lanjut, Rina menjelaskan pula bahwa mayoritas serapan dana pinjaman online paling banyak terjadi di wilayah perkotaan.

“Jadi kembali ke nature-nya , inikan (layanan keuangan) digital, secara infrastruktur dan secara edukasi memang sebagian besar (nasabah) ada di perkotaan dan konsentrasinya paling banyak di Pulau Jawa,” kata dia.

Meski demikian, Rina tidak menampik kemungkinan bahwa pemanfaatan layanan pinjol bakal semakin meluas ke kawasan lain di Indonesia mengingat potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap.

“Kami mengamati bahwa di luar Jawa pun saat ini sudah berkembang, khususnya untuk yang di kota-kota besar,” imbuhnya.

Mengutip informasi yang dirilis oleh OJK, disebutkan bahwa hingga saat ini nilai pembiayaan yang telah disalurkan oleh perusahaan berteknologi 4.0 itu telah mencapai Rp221,6 triliun. Angka itu disebar kepada 64,8 juta nasabah dengan bukuan outstanding pendanaan sebesar Rp23,7 triliun.