Jual Gilus Mix secara Door to Door, Mayora Milik Konglomerat Jogi Hendra Atmadja: Strategi yang Biasa Dilakukan Produsen Minuman
Ilustrasi. (Foto: Dok. Mayora Indah)

Bagikan:

JAKARTA - Emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menyatakan penjualan kopi Gilus di masa pandemi masih mencetak hasil yang memuaskan. Salah satu strategi yang dilakukan Mayora adalah dengan menawarkan sampel minuman secara door to door. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan produk tesebut kepada masyarakat.

Sekretaris Perusahaan Mayora Indah, Yuni Gunawan menjelaskan mengatakan strategi tersebut tak hanya dipakai Mayora dalam mengenalkan produknya kepada masyarakat, tetapi juga biasa dilakukan produsen minuman lainnya.

Sebagai gambarannya, kata Yuni, sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia, masyarakat pasti pernah menemui sales promotion girl (SPG) membagikan sample makanan, minuman, di supermarket atau tempat belanja.

Yuni pun menolak jika cara tersebut dilihat sebagai satu-satunya cara berjualan yang dilakukan pihaknya. Sebab, pembagian sample produk, termasuk dengan cara door to door merupakan salah satu dari sekian banyak strategi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk baru agar dapat dikenal secara langsung oleh masyarakat.

"Strategi door to door yang dilakukan Perseroan, sifatnya temporary dan merupakan salah satu strategi yang biasa dilakukan oleh produsen makanan dan minuman," katanya kepada VOI, Jumat, 6 Agustus.

Di samping itu, Yuni menyampaikan strategi berjualan door to door tidak ada hubungannya dengan dengan anjloknya penjualan perseroan. Sebab, kata dia, perusahaan milik konglomerat Jogi Hendra Atmadja ini mencatat kinerja baik sepanjang paruh pertama tahun 2021.

Di paruh pertama 2021, Mayora membukukan pendapatan Rp13,15 triliun alias naik 18,68 persen dari Rp11,08 triliun pada semester pertama tahun lalu. Adapun jumlah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp930,56 miliar turun tipis 0,08 persen dari Rp938,47 miliar.

"Jadi tidak benar apabila dikatakan strategi ini dilakukan karena anjloknya penjualan perseroan, karena kenyataannya penjualan perseroan mengalami peningkatan hingga 18 persen," tuturnya.