JAKARTA - Perusahaan makanan olahan, PT Mayora Indah Tbk membukukan kinerja positif di tahun 2020 lalu. Perusahaan berkode saham MYOR ini mampu mencatatkan penjualan hingga Ro24,47 triliun di tahun tersebut.
Dikutip dari laporan keuangan Mayora di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu 4 April, penjualan bersih sebesar Rp24,47 triliun tersebut turun tipis 2,19 persen (year on year/yoy) dibandingkan realisasi penjualan di tahun 2019 yang sebesar Rp25,02 triliun.
Meski penjualan bersihnya turun, perusahaan milik konglomerat Jogi Hendra Atmadja ini mampu mencetak kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 3,51 persen (yoy) menjadi Rp2,06 triliun pada tahun 2020. Sementara pada tahun sebelumnya, perusahaan milik orang terkaya nomor 7 di Indonesia ini meraup laba bersih sebesar Rp1,99 triliun.
Jika dirinci, penjualan bersih Mayora didominasi oleh segmen lokal sebesar Rp14,38 triliun pada tahun 2020. Di saat yang sama, perusahaan meraih penjualan dari segmen ekspor sebesar Rp10,11 triliun.
BACA JUGA:
Adapun beban pokok penjualan Mayora tercatat sebesar Rp17,17 triliun pada tahun 2020 atau naik 0,40 persen (yoy) dibandingkan realisasi di tahun sebelumnya sebesar Rp17,10 triliun. Di sisi lain, beban usaha Mayora berkurang 5,90 persen (yoy) menjadi Rp4,46 triliun di tahun 2020, dari sebelumnya sebesar Rp4,74 triliun di tahun 2019.
Mayora sukses mencatatkan laba selisih kurs mata uang asing sebesar Rp116,98 miliar pada tahun 2020. Di tahun sebelumnya, perusahaan justru menderita rugi selisih kurs mata uang asing sebanyak Rp206,36 miliar.
Sementara total aset Mayora hingga akhir tahun 2020 tercatat sebesar Rp19,77 triliun atau naik 3,88 persen (yoy) dibandingkan total aset perusahaan di tahun 2019 sebesar Rp19,03 triliun. Mayora adalah produsen camilan seperti Beng Beng, Choki Choki, Biskuit ROMA, Kopiko, dan banyak merek populer lainnya.
Konglomerat Jogi Hendra Atmadja adalah orang terkaya nomor 7 di Tanah Air versi Forbes dengan kekayaan mencapai 4,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp61 triliun.