Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang 2020. Di tahun pandemi COVID-19 tersebut, perusahaan berkode saham KLBF itu mampu tumbuh dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Mengutip laporan keuangan Kalbe Farma yang dipublikasikan di laman keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 31 Maret, perusahaan milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini mencatat penjualan neto sebesar Rp23,11 triliun. Capaian tersebut meningkat tipis 2,12 persen dari periode 2019 yang sebesar Rp22,63 triliun.

Dari sisi beban pokok penjualan, tercatat sedikit peningkatan menjadi sebesar Rp12,86 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp12,39 triliun. Beban penjualan sedikit menyusut menjadi Rp5,01 triliun, dengan sedikit peningkatan pada beban umum dan administrasi menjadi sebesar Rp1,39 triliun, serta beban operasi lainnya yang meningkat menjadi Rp156,08 miliar.

Alhasil, laba perusahaan milik orang terkaya nomor 8 di Indonesia ini mencapai Rp2,73 triliun, meningkat 9,05 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,506 triliun. Laba per lembar saham dasar atau earning per share perseroan pada tahun buku 2020 menjadi sebesar Rp58,31, lebih tinggi dari tahun 2019 yang sebesar Rp53,48.

Sementara itu, total aset Kalbe Farma hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp22,56 triliun, meningkat 11,35 persen atau Rp2,3 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp22,26 triliun. Peningkatan utamanya terjadi pada total aset lancar yang naik menjadi Rp13,07 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp11,22 triliun.

Jumlah tersebut terutama sebagai dampak dari peningkatan kas dan setara kas pada periode 2020 menjadi Rp5,2 triliun, sementara saat 2019 posisinya sebesar Rp3,04 triliun. Adapun, total aset tidak lancar Kalbe Farma meningkat menjadi Rp9,48 triliun dari posisi 2019 yang sebesar Rp9,04 triliun.