Bisnis Perusahaan Farmasi Milik Konglomerat Boenjamin Setiawan di Kawasan ASEAN Tetap Jalan meski Myanmar Kisruh
Konglomerat Boenjamin Setiawan (Foto: Dok. Tanoto Foundation)

Bagikan:

JAKARTA - Adanya kisruh kudeta pemerintahan hasil pemilu di Myanmar tidak pengaruhi bisnis PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di negara-negara ASEAN. Saat ini, pembangunan pabrik di Myanmar pun sudah selesai dilakukan.

Sekadar informasi, perusahaan farmasi milik konglomerat Boenjamin Setiawan ini sudah berinvestasi Rp283,35 miliar melalui Kalbe Myanmar Company Ltd (KMC). Investasi ini dilakukan untuk membangun fasilitas produksi farmasi.

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan, perusahaannya sudah merintis bisnisnya di Myanmar sejak 30 tahun lalu. Lamanya pengalaman KLBF di pasar negara ini membuat perusahaan terbiasa mengikuti naik turunnya situasi politik di Myanmar.

Lebih lanjut, kata dia, pabrik baru secara fisik pun sudah selesai. "(Sekarang) sedang dalam proses sertifikasi CPOB (cara pembuatan obat yang baik)," tuturnya saat dihubungi VOI, Senin, 5 April.

Vidjongtius mengatakan Kalbe Farma tidak akan menghentikan operasi bisnisnya di Myanmar. Namun, menyesuaikan aktivitas bisnis dengan kondisi setempat. Hal ini karena obat-obatan merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Myanmar.

Menurut Vidjongtius, KLBF sudah menyiapkan strategi untuk mengompensasi dampak dari situasi yang saat ini terjadi Myanmar.

"Untuk sementara, kegiatan ekspor kami alihkan ke negara ASEAN lainnya," katanya.

Sebelumnya, Vidjongtius berharap kontribusi penjualan ekspor KLBF bisa bertumbuh 6 persen hingga 8 persen dengan adanya penambahan pabrik baru di Myanmar.

Sekadar informasi, hingga kuartal III 2020 KLBF mencatatkan penjualan ekspor hingga Rp859,49 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp945,52 miliar. Adapun total penjualan KLBF sepanjang sembilan bulan pertama 2020 mencapai Rp17,10 triliun.