Investor Kawakan Lo Kheng Hong Berbagi Tips Berinvestasi Saham hingga Bicara Rugi Rp34,45 Triliun Garuda Indonesia: Jangan Beli Kucing dalam Karung
Lo Kheng Hong. (Foto: Dok. IDX)

Bagikan:

JAKARTA - Investor kawakan tak henti-hentinya memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya para investor yang berinvestasi di instrumen saham. Pria yang ajkab disapa Pak Lo itu membeberkan tiga tips yang dapat dilakukan agar menjadi investor cerdas.

"Investor yang cerdas tidak beli kucing dalam karung. Investor cerdas tahu apa yang harus dibeli," jelas Lo Kheng Hong dalam sebuah webinar virtual, dikutip Minggu 1 Agustus.

Pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia ini menyebut, tiga hal yang perlu diketahui dari sebuah perusahaan yakni manajemen perusahaan, pembukuan laba atau rugi, dan valuasi sahamnya.

Pertama, menurut Pak Lo, investor yang cerdas tidak akan pernah dan tidak mau membeli saham dari perusahaan yang tidak jujur dan tidak berintegritas. Kedua, lanjut dia, investor cerdas akan membeli perusahaan yang bagus di bidangnya atau yang menghadirkan keuntungan setiap tahunnya.

Salah satu cara menentukan kualitas sebuah perusahaan, menurut Pak Lo, bisa melalui laporan keuangan. Dia mencontohkan, emiten perusahaan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sebagai salah satu perusahaan yang terus merugi.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020, Garuda Indonesia mencatatkan kerugian senilai 2,44 miliar dolar AS atau setara dengan Rp34,45 triliun pada 2020. Nilai itu membengkak dari rugi bersih pada 2019 senilai 38,94 juta dolar AS.

Lo Kheng Hong membandingkan kinerja Garuda Indonesia dengan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Berdasarkan data dari RTI, UNVR memiliki return on equity (RoE) sebesar 151,78 persen.

"Kalau memiliki perusahaan yang untung besar sama saja seperti kita memiliki pencetak uang, investor yang cerdas akan memilih perusahaan yang untung besar," imbuhnya.

Selain memperoleh melihat profil dan keuntungan, kata Lo Kheng Hong, investor saham yang cerdas akan membeli perusahaan yang selalu menunjukkan pertumbuhan kinerja. Ketiga, lanjut Pak Lo, investor cerdas akan membeli perusahaan yang memiliki valuasinya murah.