Disebut Investor Kawakan Lo Kheng Hong Tak Layak Dikoleksi, Unilever Raup Laba Rp3 Triliun di Semester I 2021
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Meski diterpa pandemi COVID-19, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pada semester pertama tahun 2021 ini berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp20,2 triliun (tidak diaudit). Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp3 triliun ditopang dengan kontribusi positif dari kategori produk makanan.

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti mengatakan, pertumbuhan pasar fast moving consumer goods (FMCG) belum sepenuhnya pulih karena pandemi COVID-19 menyebabkan konsumen masih berhati-hati dalam memilih pola konsumsi di beberapa kategori basic. Berbagai tantangan tersebut mempengaruhi tingkat pertumbuhan Unilever.

"Kondisi ini juga ditambah dengan kenaikan harga komoditas yang mulai mempengaruhi biaya produk," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat 23 Juli.

Lebih lanjut Ira menjelaskan, untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, UNVR memiliki strategi yang menyeimbangkan keberlangsungan bisnis jangka pendek dan jangka panjang. Menurutnya, keduanya sama penting dan dimanifestasikan menjadi lima strategi prioritas.

Strategi tersebut yakni, pertama, mendorong pertumbuhan pasar melalui stimulasi konsumsi konsumen. Kedua, memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segment. Ketiga, memperkuat kepemimpinan dalam inovasi dan future channel.

Keempat, penerapan E-Everything di semua lini termasuk penjualan, operasional, dan pengolahan data. Terakhir, UNVR tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis berkelanjutan.

"Meski paruh pertama 2021 masih penuh tantangan, kami optimis dengan strategi untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan secara jangka panjang. Ini adalah masa yang tidak mudah dilalui bagi kita semua, tetapi kami telah dan akan terus bersama Indonesia. Kami optimis bahwa jika semua pihak menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh, bersama kita akan melewati masa sulit ini dan perekonomian Indonesia akan kembali bangkit," tutup Ira.

Sebelumnya, investor kawakan Lo Kheng Hong mengungkapkan alasan mengapa dirinya tidak memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) untuk dikoleksi. Menurut pria yang dijuluki Warren Buffet Indonesia ini, sulit untuk mencari wonderful company dengan harga yang tidak terlalu murah atau terlalu mahal.

"Ada wonderful company seperti Unilever tapi valuasinya sangat mahal, in term of price to book (PB) atau price per earning ratio (PE) mahal sekali, saya belum berani belinya," ujar Lo Kheng Hong dalam talkshow bertajuk The Art of Value Investing, dikutip Senin 19 Juli.

Sebagai informasi, Unilever Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi termasuk sabun, deterjen, margarin, makanan berbasis susu, es krim, produk kosmetik, minuman berbasis teh dan jus buah.

Portofolio perusahaan mencakup banyak merek yang terkenal, seperti Pepsodent, Pond's, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall's, Blue Band, Royco, Bango dan masih banyak lagi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1933.