Soal BCA Digital Melantai di Bursa, Dirut Jahja Setiaatmadja: Masa Iya Langsung Serius <i>Banget</i> Tentukan Tanggal IPO
Gedung BCA. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan tak ingin buru-buru anak usaha perseroan, yakni BCA Digital melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

"Ada yang bertanya, kapan BCA Digital bakal IPO. Ini kan masih baru banget ya, masa iya langsung serius banget nentuin tanggal kapan IPO," kelakar Jahja, saat paparan publik secara virtual, Kamis 22 Juli.

Menurut Jahja, pihaknya harus melihat dahulu bagaimana perkembangan BCA Digital ini. Dirinya tidak mau terburu-buru dan harus melihat minat investor.

Selama ini, kata dia, investor dinilai kurang berminat kepada perusahaan-perusahaan kecil yang baru muncul. Investor cenderung lebih tertarik kepada perusahaan-perusahaan yang sudah cukup besar.

"Namun saat ini kalau berbicara bisnis digital, semuanya kayak kayak cacing kepanasan. Mungkin saat ini minat investor ada di situ. Yang jelas dalam mood digitalisasi, kami juga akan ikut masuk ke hal tersebut," kata Jahja.

Jahja menilai, saat ini para investor, termasuk investor ritel yang jumlahnya semakin banyak, yang terbuai dan ingin sekali masuk kepada bisnis bank digital. Kendati demikian, BCA selaku induk usaha ingin BCA Digital dapat berkembang dan lebih matang di industri perbankan digital.

"Saya pikir BCA Digital itu kan baru lahir. Namanya bayi baru lahir ya harus ada persiapan-persiapan, disekolahkan dulu, sudah mulai besar diajari etika juga. Nah sesudah itu, kalau sudah kita persiapkan lebih matang dan ada gambaran. Kami tidak mau menjual cerita tapi kita menjual fakta yang sudah kami jalani," ujar Jahja.

Lebih lanjut Jahja menegaskan, untuk dapat tercatat di bursa saham, ia menginginkan BCA Digital menjadi bank digital yang cukup besar. Pihaknya pun berencana memberi suntikan modal untuk BCA Digital, namun ia enggan menyebutkan besaran modal tersebut.

"Kalau mau IPO itu harus sizeable. Jadi tidak terlalu kecil supaya orang tidak pandang sebelah mata. Saya pikir dengan konsekuensinya, harus ada tambahan untuk bank BCA Digital. Untuk jumlahnya saya tidak mau ngomong, tapi kita sudah siapkan, itu pasti. Tunggu saja tanggal mainnya," kata Jahja.

BCA Digital sendiri baru saja meluncurkan aplikasi digital yang bernama "blu" pada awal Juli lalu dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada segmen milenial dan digital savvy, serta menjawab tantangan kompetisi digitalisasi di segmen pasar generasi muda yang kini mendominasi demografi penduduk di Indonesia.

Sebagai tahap awal, blu mengeluarkan sejumlah produk tabungan kreatif, yaitu "bluAccount" untuk rekening transaksi utama, "bluSaving" yang merupakan tabungan untuk berbagai macam kebutuhan, "bluGether" sebagai tabungan bersama dengan nasabah lain.