Sah! Bank Digital Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Bernama Blu BCA Digital, Dirut: Supaya Gampang Diingat
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Realisasi pembentukan anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) yang bergerak dalam segmentasi perbankan digital semakin jelas. Terbaru, beredar informasi di dunia maya terkait dengan nama lembaga jasa keuangan bercorak teknologi 4.0 itu dengan nama Blu BCA Digital.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengamini hal tersebut ketika dihubungi redaksi.

“Iya betul,” katanya ketika dikonfirmasi VOI, Jumat, 25 Juni.

Menurut Jahja, pemilihan nama Blu memiliki maksud tersendiri. Selain mengandung inisial dari entitas induk, Blu juga dianggap bisa memudahkan masyarakat dalam penyebutan maupun mengingat.

“Nama Blu dipilih supaya gampang diingat,” tuturnya.

Jahja sendiri memastikan bahwa Blu adalah sebuah nama tersendiri dan bukan merupakan akronim atau singkatan lain.

“Blu saja tidak ada singkatan,” katanya.

Sebagai informasi, BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia pada April 2019 mencaplok PT Bank Royal Indonesia untuk kemudian dipersiapkan menjadi bank digital perseroan.

Langkah BCA membentuk anak usaha yang terpisah dari entitas induk dimaksudkan untuk semakin memperdalam segmentasi nasabah muda (milenial) yang memiliki kecenderungan beraktivitas keuangan di ranah digital.

BCA sendiri dikabarkan menyuntikan dana segar sekitar Rp2 triliun sebagai ekuitas guna pengembangan bisnis bank digital ini.

Untuk diketahui, pada pagi ini diketahui akun Instagram Blubybcadigital mem-posting informasi soal bank BCA Digital. Disebutkan bahwa Blubybcadigital masih akan terus membuka masukan atas rencana realisasi bank digital ini.

Gak nyangka lho, ternyata banyak banget harapan buat kita... ditampung dulu boleh, yaa? Sekarang kita emang belum bisa spill banyak-banyak, tapi kita akan usaha untuk selalu nyimak,” tulis unggahan tersebut.

BCA sendiri secara struktur kepemilikan dikuasai oleh bos Djarum, yakni Hartono Bersaudara (Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono) melalui PT Dwimuria Investama dengan menggenggam 54,94 persen saham perseroan.