Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir berencana untuk membangun rumah sakit (RS) modular untuk menampung pasien COVID-19. Pembangunan rumah sakit tersebut ditargetkan selesai dalam dua pekan. Langkah tersebut sebagai antisipasi dari meningkatnya kasus COVID-19 di Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir ini.

Erick berujar rencananya pembangunan rumah sakit modular akan dibangun di Jakarta. Namun sayangnya, dia tidak menjelaskan secara rinci di mana lokasi rumah sakit tersebut.

"Dorongan dari Komisi VI yang meminta kami BUMN terus membuka rumah akit modular baik yang ada di Jakarta saat ini ataupun di tempat lainnya," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, Rabu, 14 Juli.

Ketua Pelaksana KPC-PEN ini mengatakan sebagai tindak lanjut dari dorongan Komisi VI sebagai mitra Kementerian BUMN, pihaknya akan membangun rumah sakit modular sesegera mungkin.

"Sebagai laporan awal untuk Rumah Sakit Modular yang diminta oleh Komisi VI untuk dijadikan sesegera mungkin di Jakarta, Insyallah kami bekerja keras dan mudah-mudahan dalam 1-2 minggu ini pimpinan ataupun wakil rakyat Komisi VI bisa juga menghadiri dan mengecek langsung apakah yang sudah kita lakukan sesuai dengan arahan," jelasnya.

Selain itu, Erick juga memastikan, pasokan oksigen akan terpenuhi. Sebab, ia telah mengerahkan BUMN-BUMN-nya untuk memasok oksigen tersebut.

"Kami juga mengajak Komisi VI juga melihat bagaimana sekarang beberapa perusahaan daripada BUMN juga melakukan bantuan daripada oksigen. Seperti yang kemarin yang ada di Krakatau Steel dan ini semua berkat dukungan dari Komisi VI," tuturnya.

Sebelumnya, Erick meminta PT Krakatau Steel (Persero) terus meningkatkan bantuan untuk kebutuhan oksigen medis. Perintah itu didasari atas kebutuhan oksigen yang meningkat di tengah kasus COVID-19 yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir ini.

Erick mencatat, perseroan melakukan penyaluran oksigen bagi rumah sakit (RS), terutama di daerah-daerah dengan tingkat positivity rate COVID-19 tinggi. Langkah itu sekaligus mendukung kementerian lain untuk mempercepat dan menjamin ketersediaannya.

"Apa yang dilakukan Krakatau Steel membuktikan bahwa perusahaan BUMN harus melakukan service oriented. Hal ini telah saya tekankan kepada para Direksi BUMN. Di tengah kondisi seperti ini, perubahan harus dilakukan untuk membantu rakyat dengan aksi nyata. Terlebih kebutuhan oksigen medis sangat mendesak di daerah dengan tingkat pandemi tinggi," ujar Erick, di Jakarta, Selasa, 13 Juli.

Terhitung sejak 4 Juli lalu, Krakatau Steel telah memberikan bantuan pasokan oksigen hingga 3.287 tabung oksigen atau sebesar 28,2 ton oksigen. Perseroan pun memberikan bantuan pengisian oksigen hingga 800-1.000 tabung oksigen per hari yang diperkirakan akan mencapai jumlah 250 ton oksigen per bulannya.

"Pekan lalu, BUMN juga memberikan bantuan ISO Tank untuk pengiriman oksigen. Sekarang, Krakatau Steel juga menyuplai pasokan, dan saya minta kontribusinya ditingkatkan," tuturnya.