Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan tinjauan ke RS Modular Pertamina di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Dalam kunjungannya, Jokowi diampuni Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati. Pendirian rumah sakit tersebut bertujuan sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus COVID-19.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan terima kasih kepada Erick Thohir dan Pertamina yang telah menyiapkan rumah sakit dengan kapasitas 305 tempat tidur. Apalagi, kata dia, RS tersebut dilengkapi dengan ICU dan NICU.

"Lebih bagus lagi ada juga ICU khusus untuk anak-anak dan bayi sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak," katanya, dikutip dalam channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 6 Agustus.

Lebih lanjut, Jokowi mengaku menerima laporan bahwa tingkat keterisian rumah sakit (BOR) di Jawa dan Bali sudah menunjukkan penurunan, terutama di DKI Jakarta yang perbaikannya terlihat signifikan. RS Darurat Wisma Atlet misalnya, pada satu bulan lalu mencatatkan angka BOR hingga tembus 90 persen. Namun pagi ini, angka BOR RSD Wisma Atlet 'hanya' 25 persen.

"Kita patut bersyukur bahwa pada pagi hari ini angka-angka menunjukkan bahwa pandemi di Jawa dan Bali mulai sedikit menurun dan utamanya di Jakarta. Saya melihat selalu angka-angka BOR, saya lihat setiap, hari setiap malam," ucapnya.

Meski angka menunjukan penurunan, kata Jokowi, semua pihak tetap harus waspada dan terus berhati-hati, bersiap-siap, serta berjaga-jaga. Mengingat di Tanah Air sudah banyak yang terpapar COVID-19 varian delta.

Sebagai informasi, RS Modular Pertamina dibangun di atas lahan seluas 4,2 hektare. Sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan jumlah pasien, termasuk pasien kritis, dari 300 bed kapasitas yang disediakan, RS Modular Tanjung Duren ini mengalokasikan 128 bed untuk ruang perawatan, 70 bed di ruang IGD dan IGD ICU serta 104 bed khusus untuk di Gedung ICU.

Pembangunan RS Modular ini dilakukan oleh salah satu anak usaha Pertamina yaitu PT Patra Jasa dan akan menjadi ekstensi dari RS Pelni, yang juga merupakan anak usaha Pertamedika-IHC. Pembangunan dimulai pada 9 Juli 2021 dan ditargetkan rampung sepenuhnya Agustus ini.

RS Modular Tanjung Duren sendiri akan dilengkapi negative pressure dan filter HEPA sehingga udara yang dilepaskan keluar rumah sakit tetap aman untuk lingkungan. RS ini akan dilengkapi ruang operasi, ruang laboratorium, radiologi (CT Scan dan X-Ray), instalasi farmasi, instalasi gizi, ruang sentral sterilisasi, ruang laundry, dan ruang pemulasaraan jenazah.

Seperti RS modular Simprug, RS Modular Tanjung Duren juga akan dilengkapi instalasi hemodialisis (terapi cuci darah) untuk pasien COVID-19 yang membutuhkan cuci darah dan ruang bersalin bagi ibu hamil positif COVID-19.